Penggunaan Keuangan Digital Kian Masif Dipengaruhi Covid-19

- 25 Februari 2021, 09:44 WIB
Ilustrasi Keuangan Digital
Ilustrasi Keuangan Digital /Pixabay/fotoblend/

JAKARTA, KALBAR TERKINI – Jika dahulu, keuangan digital hanya diminati kalangan muda untuk berbelanja secara online seperti sepatu, tas, kamera dan sejenisnya kini berkembang sudah semakin masif.

Terlebih di masa pandemi Covid-19 di mana aktifitas masyarakat dibatasi hanya untuk keperluan tertentu saja.

Penggunaan keuangan digital sudah semakin dirasakan manfaatnya hingga memenuhi kebutuhan makan dan minum sehari-hari.

Digital Banking Acquisition Service and Marketing Head Jenius, Anita Ekasari, mengatakan bahwa ketertarikan pengguna soal dana darurat hingga transaksi digital mengalami peningkatan sepanjang tahun 2020.

"Pengguna mengalami perubahan behaviour. Hal ini kemudian menambah minat pengguna untuk mempelajari bagaimana melakukan layanan perbankan dari rumah," kata Anita dalam jumpa pers daring bersama Googleseperti dkutip kalbar-Terkini.com dari Antara, Kamis 25 Februari 2021.

Saat ini dijelaskan Anita, pengguna keuangan digital mencari sendiri informasi tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Selain tahu solusi perbankan secara digital, kita lihat juga bahwa konsumen sekarang sudah mau edukasi dirinya sendiri soal keuangan di masa depan, kesiapan finansial, dan dana darurat," ujarnya menambahkan.

Lebih lanjut, Anita mengatakan bahwa pihaknya juga berkreasi bersama pengguna untuk terus meningkatkan pelayanan semasa pandemi.

"Kita ada community dan banyak yang kita dengarkan feedback-nya dari pengguna," kata dia.

Ada pun sejumlah tren yang mengalami peningkatan di tahun 2020 di layanan bank digital Jenius. Di antaranya adalah layanan transfer antarbank dan sesama Jenius, tabungan, hingga top-up wallet (dompet digital).

"Sebelum pandemi, orang-orang cenderung spending dan mereka sekarang lebih condong untuk menabung.

Dulu, layanan tarik tunai ATM tinggi dan termasuk dalam top 5 activities, namun, semasa pandemi, pengguna lebih memanfaatkan fitur send it (transfer ke bank lain). Banyak customer yang mulai mikirin bisnis, bagaimana caranya mencari penghasilan tambahan, dan lainnya," pungkasnya.

Sementara itu, Google merilis data terbaru soal pencarian populer sepanjang tahun 2020 di Indonesia.

Menurut Google, Orang-orang melindungi dan memperkuat prospek ekonomi mereka dengan meningkatkan keterampilan.

Beberapa hal yang banyak dicari dan mengalami peningkatan antara lain "cara membuat aplikasi" (20 persen), "online course" (35 persen), "data science" (40 persen), dan "digital marketing" (35 persen).

Masyarakat juga menambah pengetahuan tentang keuangan. Ada 20 persen kenaikan year-on-year dalam kueri penelusuran terkait "cara membuka online banking," dan ada 60 persen lonjakan year-on-year terkait "apa dana darurat".

Orang Indonesia juga memulai bisnis sampingan untuk memenuhi kebutuhan masa sekarang dan menyiapkan masa depan. Terjadi kenaikan 200 persen untuk penelusuran “daftar usaha”, dan lonjakan 140 persen dalam penelusuran “cara buat google bisnisku” (Google My Business). ***

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x