Manisnya Gula Merah Sungai Itik, Sehari Mampu Produksi 30 Ton (Bag-2)

- 20 Februari 2021, 21:51 WIB
Warga Sungai Itik menuangkan gula merah yang telah dimasak untuk dicetak. Desa Sungai Itik menjadi satu di antara sentra produksi gula merah di Kubu Raya.
Warga Sungai Itik menuangkan gula merah yang telah dimasak untuk dicetak. Desa Sungai Itik menjadi satu di antara sentra produksi gula merah di Kubu Raya. /ANTARA/DEDI/KALBAR-TERKINI.COM

 

Manisnya penghasilan dari nira kelapa yang diolah menjadi gula merah tak hanya dirasakan Baam dan keluarganya, masih banyak warga lain yang merasakan hal tersebut.

Tak tanggung-tanggung, berdasarkan data Kelompok Karya Maju Bersama Sungai Itik, kubu Raya, produksi gula merah di wilayah tersebut mencapai 30 ton per hari. Dengan total omset mencapai Rp 1 miliar setiap bulan.

Ketua Kelompok Karya Bersama Desa Sungai Itik, Rahmat, menyebutkan data tersebut berdasarkan data pembelian dari agen yang ada di desanya.

Baca Juga: Pantang Menyerah Hadapi Covid-19, Penyadap Nira Sungai Itik Raup Rp 165 Ribu Setiap Hari (1)

"Dengan kata lain, di daerah kami transaksi jual beli gula merah yang langsung dirasakan petani atau mayoritas masyarakat di sini di atas Rp1 miliar selama sebulan," kata dia.

Dalam kelompoknya terdapat 27 anggota dan semua memproduksi gula merah. Dengan kondisi pasar yang mudah dan jelas membuat agrobisnis ini sangat digemari dan menjadi sumber pendapatan utama masyarakat.

Ia menjelaskan bahwa di kelompoknya selain memproduksi gula merah juga ada produk turunan dari kelapa dalam yakni brown sugar atau gula cokelat. Warga setempat menyebutnya gula semut.

Baca Juga: Dibesarkan Orang Asal Kapuas Hulu, Lasarus Minta PDIP Buatkan Galery Tokoh Lokal


Nilai tambah yang didapat petani untuk produk gula semut bisa mencapai 300 persen dibandingkan gula merah. Hanya saja butuh kemampuan khusus sepertinya dan keuletan dalam membuat gula tersebut.

Faktor kualitas nira sangat diperhatikan dalam membuat gula semut. Selanjutnya proses produksi menjadi produk siap konsumsi butuh waktu dan proses panjang.

Untung saja, sejak 2012 lalu hingga kini program pemerintah melalui APBN dan APBD Provinsi yang didampingi Dinas Perkebunan Kalbar untuk pengelolaan bisa membantu kelompoknya baik berupa fasilitas tempat, peralatan atau mesin produksi, pengemasan hingga pasar.

Pendampingan dan bantuan pemerintah menambah semangat masyarakat dalam agrobisnis kelapa dalam tersebut.

Saat ini harga gula semut yang dijual dengan berat bersih 100 gram dijual Rp10.000 per kemasan. Produksi untuk gula coklat tersebut masih menyesuaikan permintaan yang datang dari pemerintah, mini market, pelaku usaha dan pihak lainnya.

"Terkendala cuaca dan butuh kemampuan khusus yang tidak semua bisa ini menjadi tantangan ke depan. Namun demikian kami tetap memaksimalkan potensi dan nilai tambah produk. Bantuan pemerintah yang ada sangat membantu kami dan diharapkan terus mendampingi melalui program - program," kata dia. ***

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x