ISLAMABAD, KALBAR TERKINI - Tekat Pakistan untuk semakin meningkatkan hubungan bilateralnya dengan Republik Islam Iran telah dibayangi tekanan terkait hibah keuangan dari sejumlah negara.
Bukan hanya itu. Tekanan itu disertai pula dengan ancaman untuk menggulingkan Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Imran Khan bersama semua pejabat yang mendukung upaya peningkatan persahabatan antarkedua negara.
Hal ini diungkapkan Kepala Komite Urusan Luar Negeri Majelis Nasional Pakistan, Malik Muhammad Ehsan Ullah Tiwana dalam wawancara ekslusif dengan kantor berita IRNA di Islamabad, Ibu Kota Pakistan, yang dilansir pada Sabtu, 20 Februari 2021.
Namun, menurut Malik, pihaknya tidak gentar apalagi membatalkan rencana tersebut. Apalagi semua itu sudah dipertimbangkan pihaknya dengan tetap memperhatikan kepentingan nasionalnya. "Metode-metode (ancaman terkait hibah dan kudeta) ini tidak akan berhasil," tegasnya sebagaimana dilansir Kalbarterkini.com dari IRNA.
Baca Juga: Kunjungan Paus Francis ke Irak, Jembatani Kristen-Islam di Dunia Arab
Kaitannya itu, Malik menegaskan, pihaknya terilhami untuk mewacanakan pembentukan blok regional baru yang kuat dengan Iran, China, Rusia, Malaysia, dan Turki. “Pemerintah Perdana Menteri Imran Khan sangat berkomitmen untuk mengembangkan hubungan dengan tetangganya, terutama dengan Iran, sebuah kebijakan yang juga didukung oleh kepemimpinan militer,” katanya.
Dukungan Parlemen Kedua Negara
Lebih lanjut ditambahkan, peran parlemen sangat penting dalam membantu pemerintah untuk merumuskan kebijakan yang efektif untuk mengembangkan hubungan dengan negara tetangga. Parlemen Pakistan diklaimnya adalah pendukung kuat penguatan hubungan dengan negara sahabat dan persaudaraan dengan Iran.
Hubungan yang semakin meningkat antarkedua negara juga dinilainya akan semakin mengefektifkan persahabatan antarparlemen Iran-Pakistan.