Forn Al-Shaikh, Toko Roti di Arab Saudi sejak Zaman Ottoman

- 9 Juni 2021, 03:14 WIB
TOKO ROTI TERTUA - Mukhtar Shoukry, pemilik Forn Al-Shaikh, toko roti tertua di Kerajaan Arab Saudi, meneruskan warisan ayahnya yang mendirikan toko tersebut sejak era Kekaisaran Ottoman./FOTO: ARAB NEWS/CAPTION: OKTAVIANUS CORNELIS/
TOKO ROTI TERTUA - Mukhtar Shoukry, pemilik Forn Al-Shaikh, toko roti tertua di Kerajaan Arab Saudi, meneruskan warisan ayahnya yang mendirikan toko tersebut sejak era Kekaisaran Ottoman./FOTO: ARAB NEWS/CAPTION: OKTAVIANUS CORNELIS/ /ARAB NEWS

KALBAR TERKINI - Orang Indonesia yang sudah atau berdomisili di Arab Saudi setidaknya mengenal Toko Roti Forn Al-Shaikh. Lokasinya di Jeddah, kota dagang yang juga  kota pelabuhan utama untuk laut dan udara di negara kaya minyak ini.

Aroma roti yang khas bahkan banyak di antaranya dijual dengan ukuran besar, langsung tercium oleh siapa saja yang melintas di depan Toko Roti Forn Al-Shaikh, yang berdiri lebih dari setengah abad.

Inilah toko roti tertua di Arab Saudi. Tak heran jika bagi warga asli, harumnya aroma roti yang baru dipanggang ini selalu membangkitkan kenangan akan masa kecil mereka.  

Bagi banyak pembuat roti lokal termasuk di Toko Roti Forn Al-Shaikh, arus pelanggan yang terus menerus membuat kenangan itu tetap hidup, sebagaimana ketika toko ini didirikan pertama kali oleh  Sheikh Youssef Shoukry.

Baca Juga: Ransomware Rusia Sukses Peras Colonial, FBI Kalang-kabut!

Selama lebih 50 tahun lebih, dikutip Kalbar-Terkini.com dari Arab News, Selasa, 8 Juni 2021, reputasi Shoukry menyebar begitu cepat, sehingga melintasi perbatasan ke Bahrain, Pakistan, dan Mesir.

Bahkan, roti ini dibawa  hingga ke Inggris dan AS, ketika orang-orang mengekspor rotinya yang baru dipanggang,  melintasi Laut Merah,  dan sekitarnya.

Menurut Mukhtar Shoukry, ayahnya  adalah kepala pembuat roti di Jeddah pada 1952 hingga wafat pada 1999, dan telah membangun pengalaman selama bertahun-tahun dalam bisnis kue.

Lahir di Madinah pada 1888, sang ayah, Shoukry,  menghabiskan sebagian besar hidupnya di Madinah. Dia dibesarkan sebagai yatim piatu, yang sejak berusia 10 tahun bekerja untuk kepala pembuat roti di Al-Madinah.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x