Transplantasi Organ Hewan ke Manusia Berisiko Picu Pandemi Baru, Dr Baines: Tidak Etis!

- 5 Agustus 2022, 09:37 WIB
Ahli bedah di NYU Langone Transplant Institute mempersiapkan jantung babi untuk xenotransplantasi di NYU Langone Health pada 6 Juli 2022, di New York City.
Ahli bedah di NYU Langone Transplant Institute mempersiapkan jantung babi untuk xenotransplantasi di NYU Langone Health pada 6 Juli 2022, di New York City. /(Foto: Joe Carrotta untuk NYU Langone Health)

Baines mengklaim, dunia masih menghadapi pandemi, yang diyakini sebagai hasil dari kondisi mengerikan di mana hewan disimpan di pasar basah di China.

Kondisi ini menciptakan tempat berkembang biak yang ideal bagi COVID-19 untuk melompat ke manusia, dan mulai bermutasi.

Seharusnya, lanjutnya, peneliti hewan akan belajar sesuatu dari kasus itu.

"Tapi tidak, sekarang ini mereka memasukkan organ hewan ke manusia, tanpa memperhatikan konsekuensinya," ujar Baines.

"Ini adalah proyek kesombongan yang berbahaya, dilakukan untuk memuaskan keingintahuan manusia, dan untuk menjadi berita utama, dan itu harus dihentikan," kecamnya.

Di antara banyak tragedi xenotransplantasi, menurut Baines, adalah fakta bahwa itu menarik perhatian.

Hal ini juga untuk menarik pendanaan penting dari penelitian mutakhir yang relevan dengan manusia yang sebenarnya dapat membantu manusia.

Sebagian besar pasien yang membutuhkan transplantasi jantung menderita gagal jantung.

Para ilmuwan yang bekerja pada perawatan untuk penyakit kardiovaskular kemudian menggunakan pemodelan komputer canggih dan jaringan manusia.

Jaringan ini direkayasa dalam penelitian, yang terbukti jauh lebih akurat daripada eksperimen kejam pada spesies lain.

Halaman:

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: Euro News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x