KALBAR TERKINI - Manusia tak bisa melawan kodrat alam. Pun transplantasi organ hewan ke tubuh manusia, yang tak pernah bisa berhasil secara total.
Bahkan, pemindahan organ hewan ke manusia diyakini hanya akan berisiko memicu pandemi jenis lain, yang kelak membahayakan kehidupan umat manusia.
Demikian pandangan Dr Julia Baines, Manajer Kebijakan Sains di Organisasi hak-hak Hewan Peta (PETA), organisasi hak asasi yang berpusat di AS.
Memiliki 1,6 juta anggota dan pendukung, yang didirikan pada 1980 di Norfolk, Virginia, organisasi nirlaba ini mempekerjakan 187 pegawai, dan dibiayai seluruhnya oleh sumbangan anggota.
Di luar AS, cabang-cabang PETA tersebar di Kanada, Prancis, Jerman, India, Italia, Belanda, Spanyol, Afrika Selatan, Taiwan, dan Inggris.
Ingrid Newkirk adalah presiden internasional PETA, organisasi yang fokus untuk empat masalah: pabrik, peternakan, uji coba hewan, dan hewan untuk hiburan.
Adapun dalam artikelnya di stasiun televisi berita Prancis, Euro News, 21 Maret 2022, yang dilansir Klabar-Terkini.com, Baines menegaskan, bahwa transplantasi organ hewan ke manusia adalah salah secara etis.
Baca Juga: Lisa Blackpink Miliki Nama Asli Pranpriya Manoban, Berikut Fakta Unik dan Profil Superstar
"Bayangkan Anda mengalami gagal jantung tingkat lanjut. Satu-satunya pilihan Anda adalah transplantasi," katanya.
"Tetapi dengan persediaan organ manusia yang terbatas, Anda ditawari hati babi. Ini berisiko, operasi eksperimental. Maukah Anda mengambilnya?" lanjut Baines.