FUI Razia di Medan, IPW: Sapu Bersih, Seret Oknumnya!

- 8 April 2021, 19:16 WIB
AKSI FUI - Sejumlah anggota ormas Forum Umat Islam (FUI) membubarkan  paksa pertunjukan seni Jaran Kepang.  IPW mendesak Kapolda Sumut menangkap pelaku dan menindak tegas ormas yang bertindak melecehkan institusi Polri./TANGKAP LAYAR YOUTUBE THOHEN SINGOBARONG VIA PORTAL JEMBER/
AKSI FUI - Sejumlah anggota ormas Forum Umat Islam (FUI) membubarkan paksa pertunjukan seni Jaran Kepang. IPW mendesak Kapolda Sumut menangkap pelaku dan menindak tegas ormas yang bertindak melecehkan institusi Polri./TANGKAP LAYAR YOUTUBE THOHEN SINGOBARONG VIA PORTAL JEMBER/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

JAKARTA, KALBAR TERKINI -  Di tengah upaya Polri memberantas kelompok teroris dan radikal kini muncul ormas Forum Umat Islam (FUI) lewat aksi razia sepihak yang sangat melecehkan peran otoritas terkait.

FUI DPD Medan membubarkan secara paksa pertunjukan kuda lumping  bahkan ada anggotanya yang meludahi seorang seniman ini dalam razia ilegal di Jalan Merpati, Kota Medan, Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara, Jumat, 2 April 2021. Inilah razia gaya sekelompok ormas yang sudah dinyatakan terlarang oleh pemerintah yang ternyata juga diikuti oleh FUI.

Tindakan kelompok ini langsung memancing reaksi keras pihak Indonesia Police Watch (IPW). Dalam siaran persnya yang diterima Kalbar-Terkini.com , Kamis, 8 April 2021, IPW menilai, seiring serangan teror di Kota Makassar disususul serangan simpatisan teroris di Mabes Polri, dua hari kemudian, Rabu, 31 Maret 2021, kini muncul kelompok radikal lain dengan aksi tak kalah nekat.  

"Sapu bersih  ormas radikal seperti ini," kecam Neta S Pane, Ketua Presidium IPW.

Baca Juga: Junta Myanmar Kerasukan Setan: Warga Dibakar Hidup-hidup!

Baca Juga: Serangan Teroris Dituding Rekayasa, Lemkapi: Ngawur!

Baca Juga: IPW Desak Kapolri Usut Hilangnya BB Sabu 11 Kg

Neta menyatakan,kelompok radikal ini telah membuat kegaduhan yang memicu konflik. "Belum tuntas pengusutan kasus terorisme, kini kelompok radikal nekat unjuk gigi lagi, membuat kegaduhan.  Kapolda Sumut harus bertindak tegas menyapu bersih kelompok radikal ini, dan segera memproses biang keroknya ke pengadilan," tegasnya.

Jika manuver kelompok radikal ini dibiarkan, lanjut Neta, Indonesia akan terus menerus direcoki dua kelompok, yakni teroris dan kelompok radikal.

 

Jika Tak Mampu, Kapolda harus Diganti

Jika Kapolda Sumut tidak mampu segera menyapu bersih, maka Kapolri didesak untuk segera menggantinya dengan perwira yang mampu, agar ketenangan dan kedamaian masyarakat Sumut terjaga, terutama selama Bulan Suci Ramadhan.

IPW memberi apresiasi ke Polri yang sudah menangkap 94 tersangka teroris sejak Januari 2021. Para tersangka teroris itu ditangkap di sejumlah daerah, mulai dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Gorontalo, Jakarta, Jawa Barat hingga Jawa Timur.

Belum lama ini misalnya, beredar video viral yang memperlihatkan cekcok antara warga dengan sejumlah pria berpeci saat pembubaran pertunjukan jaran kepang di Kota Medan.

"Pria-pria berpeci itu merupakan oknum dari salah satu ormas keagamaan di Sumut. Awalnya,  warga dan ormas hanya adu mulut, karena pembubaran paksa, dengan dalih syirik. Namun, saat salah seorang anggota ormas meludahi seorang perempuan, warga pun marah, hingga terjadi baku hantam. Dari peristiwa ini, baik warga maupun ormas itu saling lapor ke polisi. Akibatnya, 15 orang diperiksa sebagai saksi," tegas Neta.

IPW mendesak polisi bersikap tegas untuk menyapu bersih semua kelompok radikal, terutama yang bisa menimbulkan konflik horizontal di masyarakat. Sesuai undang undang, hanya polisi yang berhak membubarkan kegiatan di masyarakat. Ormas apapun, tidak berhak membubarkan acara masyarakat, dengan alasan apapun.

Menurut Neta, jika ormas itu tidak senang hati dengan acara tersebut, maka kelompok radikal itu harus segera melapor kepada  polisi. "Ormas apapun tidak punya hak untuk sewenang wenang membubarkan acara di masyarakat, apalagi meludahi warga yang hadir di acara," tegasnya.

Melihat kian nekatnya para teroris dan kelompok radikal dalam melakukan aksinya, kata Neta: "Segenap jajaran Polri perlu bertindak cepat, tegas dan presisi, agar Bangsa Indonesia tidak menjadi bulan bulanan terorisme dan kelompok radikal. Jika ada kapolda yang ragu ragu, dan tidak mampu menghadapi manuver para teroris maupun kelompok radikal, sebaiknya segera dicopot oleh Kapolri dari jabatannya."

Sementara itu, sebagaimana dikutip dari https://bekasi.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-121737156/fui-medan-bubarkan-pentas-kuda-lumping-karena-dinilai-syirik-ferdinand-ormas-seperti-ini-harus-dibubarkan?page=3,  kecaman yang sama terhadap ormas radikal ini, muncul dari mantan politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean lewat Instagram-nya.

Hutahaean menyatakan, seharusnya ormas tersebut menjaga diri dari godaan setan,  agar terhindar dari melakukan perbuatan dosa. "Bukan malah merasa dirinya sebagai orang suci dan beriman," tegasnya.

Mestinya, kata Hutahaean:  "Bukan malah merasa dirinya orang suci beriman, dan merasa diri sebagai polisinya Tuhan, kemudian menindak semua yang tak sepaham dengan pikirannya," katanya yang dikutip Pikiran Rakyat Bekasi com dari cuitan Twitter @FerdinandHaean3, Rabu, 7 April 2021.

"Ormas-ormas dan kelompok seperti ini harus ditindak tegas, dihukum sesuai aturan yang berlaku di negeri ini. Jangan kita biarkan Nusantara, NKRI dirusak oleh paham-paham radikal dan menyuburkan budaya asing di negeri ini sembari membinasakan budaya lokal. Ini Indonesia!," tutur Ferdinand Hutahaean.

Sebelumnya, viral sebuah video yang memperlihatkan sekelompok anggota ormas FUI DPD Medan membubarkan secara paksa pertunjukan kuda lumping di Jalan Merpati Medan. Video pembubaran pertunjukan kuda lumping tersebut dibagikan oleh kanal YouTube Thohen Singobarong pada Selasa, 6 April 2021.

Dalam video tersebut, terlihat sekelompok anggota FUI DPD Medan membubarkan pertunjukan kuda lumping dengan cara yang kurang pantas.

Anggota FUI DPD Medan bersikeras membubarkan pertunjukan kuda lumping tersebut karena dinilai tidak mengantongi izin daerah setempat. "Ini kan cuma hiburan warga setempat. Aku warga sini. Ini cuma pesta," kata seorang wanita yang beradu argumen dengan anggota FUI DPD Medan.***

 

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi.com & Siaran Pers IPW

 

 

 

 

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah