Komentari Terornya, Taliban: Sesuai Pedoman Agama!

15 April 2021, 00:10 WIB
TOLAK PERTEMUAN - Para pimpinan Taliban menggelar jumpa pers di Qatar, Selasa, 11 April 2021. Taliban menyatakan pihaknya tidak akan menghadiri konferensi perdamaian apa pun sampai semua pasukan asing meninggalkan Afghanistan./FOTO: THE NEW ARAB/CAPTION /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

ALBAR TERKINI  - Taliban bersikeras tidak akan menghadiri konferensi perdamaian apa pun sampai semua pasukan asing meninggalkan Afghanistan. Sementara para ulama Indonesia mengutuk serangan Taliban sebagai tirani dan mendesak segera mengakhiri perang saudara  panjang di negara Islam itu.  

Kendati dikecam oleh komunitasi ternasional, pasukan bersorban ini bersikeras tak akan melakukan negoisasi apa pun. Mereka juga tak megomentari serangan yang dilakukan pada hari pertama Bulan Suci Ramadan, Selasa, 13 April 2021, yang menewaskan dua tentara Afghanistan  dan mengagetkan komunitas internasional bahkan PBB. 

Dikutip Kalbar-Terkini.com dari Afghanistan Times, Rabu, 14 April 2021,  Taliban juga menolak menghadiri pertemuan puncak tentang masa depan Afghanistan yang bakal diadakan di Turki Pada  24 April- 4 Mei 2021, terkait upaya  mengakhiri konflik Afghanistan. 

Kelompok tersebut membuat pengumuman sebagai tanggapan atas sikap Pemerintah AS  Joe Biden untuk menarik pasukan AS pada 11 September  2021, garis waktu yang mirip dengan peringatan 20 tahun 9/11.

Baca Juga: Berdosanya Taliban Gelar 'Ramadhan Berdarah': Gertak AS Mundur dari Afghanistan

Baca Juga: Hillary Clinton Tulis Novel 'Negara Teror'

Baca Juga: Kurniawan alias Huang: 'Manusia Sampah' ini Dikembalikan ke Indonesia

"Sampai semua pasukan asing benar-benar menarik diri dari tanah air kami, Imarah Islam tidak akan berpartisipasi dalam konferensi apa pun yang akan membuat keputusan tentang Afghanistan," kata juru bicara kantor politik pemberontak di Qatar, Mohammad Naeem, Selasa. 

Naeem menyatakan dalam sebuah tweet bahwa pihaknya 'melakukan pekerjaannya dengan konsultasi sesuai dengan pedoman agama mulia Islam, dan kemudian mengadopsi sikap apa pun yang diputuskan dalam hasil konsultasi tersebut'. ulama ind

Menurutnya, batas waktu baru melanggar tenggat waktu sebelumnya yang disepakati pada kesepakatan damai antara AS dan Taliban pada 2020 di Doha telah berlangsung lebih dari sepuluh putaran negosiasi antara kedua belah pihak. 

Berbicara pada konferensi pers pada hari Rabu ini, Ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional Afghanistan Abdullah Abdullah  meminta Taliban untuk tidak salah menghitung pengumuman penarikan pasukan AS, kelompok itu tidak boleh membuang waktu untuk negosiasi perdamaian. 

Sebagaimana diberitakan, Biden akan menarik pasukan, tanpa mempertimbangkan kondisi apapun. Laporan tersebut mengatakan bahwa hanya beberapa pasukan yang akan tetap berada di negara itu untuk melindungi kedutaan dan diplomat. 

Kecaman Ulama Indonesia 

Dilansir Afghanistan  Times, Selasa lalu, para ulama di Indonesia mengutuk perang yang sedang berlangsung di Afghanistan dan menyebutnya sebagai tirani. Para ulama Indonesia pun menyerukan untuk segera mengakhiri kekerasan di negara yang dilanda perang itu.

Menurut kementerian luar negeri, ulama Indonesia mengutuk perang di Afghanistan sebagai 'tidak sah dan tirani'. Mereka menyatakan, kekerasan di Afghanistan adalah tidak sah dan Taliban harus segera berdamai dengan Pemerintah Afghanistan secepat mungkin untuk mengakhiri kekerasan yang sedang berlangsung.

Taliban mengumumkan pada Senin, 12 April 2021, pihaknya tidak akan berpartisipasi dalam pertemuan Turki tentang Afghanistan yang rencananya akan diadakan pekan ini. Juru bicara politik kelompok tersebut Mohammad Naeem menyatakan, pimpinan mereka masih menilai agenda pertemuan tersebut.

Kantor Kepresiden Afghanistan Ghani bereaksi terhadap pengumuman Taliban, dan menuduh mereka tidak tahu apa-apa,  kecuali pembunuhan dan penghancuran.***

 

Sumber: Afghanistan Times

 

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler