Apresiasi Kunjungan Kapolri, Ormas Adat Bantu Waspadai Jaringan Teroris Filipina

2 April 2021, 14:42 WIB
LATIHAN ISIS - Para teroris ISIS sedang berlatih tempur di pedalaman kawasan Lanao del Sur, Pulau Mindanao, Filipina Selatan./FOTO: TRIBUNE.NET.PH/KARIKATUR: PIXABAY/GRAFIS: OKTAVIANUS CORNELIS/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

KALBAR TERKINI - Kalangan ormas adat Suku Minahasa di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menyambut baik  kunjungan kerja Kapolri Listyo Sigit Prabowo do Sulut pada Kamis,  1 April 2021. Kunjungan itu dinilai penting sebagai bentuk kepedulian Jakarta terhadap stabilitas keamanan di Provinsi Nyiur Melambai.

Aldy Lumingkewas, Wakil Ketua Umum Laskar Mangungi Indonesia (LMI), salah satu ormas adat Minahasa, menilai bahwa kunjungan Kapolri juga penting untuk mengisyaratkan dukungan penuh pihak keamanan terhadap Sulut, terkait keberadaan Sulut sebagai wilayah tapal batas dengan Filipina.

Dihubungi Kalbar-Terkini.com di Manado, Ibu Kota Sulut, Jumat, 2 April 2021, Aldy menegaskan, pentingnya Sulut dari aspek keamanan karena wilayah selatan Filipina, yakni Pulau Mindanao, merupakan sarang gerakan-gerakan teroris, yang berafiliasi dengan ISIS dan al-Qaeda, selain gerakan komunis Maois dari kelompok Tentara Rakyat Baru (New People Army/NPA).

Baca Juga: Licik, ISIS dan al-Qaeda Gunakan Isu HAM: Terdesak Dihajar Militer Prancis

Baca Juga: Bamsoet Desak 'Marketplace' Blokir Akun Pembuat KTA Perbakin Palsu

Baca Juga: IPW: Serangan Teroris ke Mabes Polri Terkait Dendam Tewasnya Anggota FPI di Tol Cikampek!

"Khusus atas nama Laskar Manguni Indonesia, kami sangat mengapresiasi kunjungan Kapolri. Juga kami salut atas dukungan kalangan non-Muslim di Sulut. Walaupun Nasrani adalah umat mayoritas di Sulut, selama ini toleransi antarumat beragama telah terjaga dengan baik," tambah Adly yang juga Ketua Yayasan Lembaga  Konsumen Indonesia (YLKI) Sulut.

Terkait serangan seorang teroris wanita di Mabes Polri pada Rabu, 31 Maret 2021, Adly berharap supaya semua ormas adat bersinergi untuk membantu aparat terkait dalam menjaga stabilitas keamanan di Sulut. Sebab diakuinya, kedekatan Sulut terutama kabupaten-kabupaten wilayah Sulut di perbatasan Filipina, sangat memungkinkan terjadinya infiltrasi teroris dari Mindanao.

Penjagaan di Perairan Filipina-Sulut

Aparat TNI Angkatan Laut  lewat kapal-kapal patroli juga diharapkan lebih ketat menjaga perairan tapal batas Indonesia-Filipina. Sebab diakuinya, sudah klise bahwa aksi penyelundupan baik dari dan ke Filipina dari Sulut, cenderung aman, mengingat banyaknya pulau kecil yang membentang di perairan tapal batas kedua negara.

"Dengan menggunakan perahu-perahu kecil, mereka gampang bersembunyi di pulau-pulau itu, jika melihat ada patroli angkatan laut. Juga orang-orang yang masuk-keluar di Pelabuhan Manado, harus diperiksa secara ketat, terutama yang datang dari kabupaten-kabupaten kepulauan," tambah Adly.

Sementara itu, dikutip dari RRI yang melansir KBRN, Minggu, 28 Maret 2021, paska peristiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral di Makassar, Minggu, 28 Maret 2021, jajaran Polres Kepulauan Talaud, yang wilayahnya berbatasan langsung dengan pulau paling ebsar di Filipina itu, terus meningkatkan pengamanan, terutama di sejumlah gedung ibadah. 

Kapolres Kepulauan Talaud AKBP Alam Kusuma S Irawan menegaskan, pengamanan juga ditingkatkan menjelang perayaan ibadah Jumat Agung dan Paskah. Meski begitu, dirinya juga berharap bahwa selain aparat kepolisian, pihak gereja ikut melaksanakan pengamanan swakarsa untuk membantu menjaga situasi kamtibmas di Talaud supaya tetap kondusif. 

"Sebelum terjadinya kasus bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, kami telah melaksanakan pengamanan di gereja, baik dalam bentuk pendisiplinan protokol kesehatan maupun pengamanan jalannya ibadah, "ungkapnya.

Tak lupa pula, pemegang tongkat komando Korps Bhayangkara di wilayah perbatasan Indonesia-Filipina ini mengimbau masyarakat untuk menjadi 'polisi ' terhadap dirinya sendiri. 

"Minimal, bila masyarakat mendapati ada orang asing atau yang dikenal, untuk bisa melaporkannya kepada pemerintah setempat, yang kemudian dilaporkan ke kepolisian untuk didata dan dideteksi, "tegasnya.

Alam berharap lewat langkah-langkah deteksi awal, waspada, dan pengamanan yang dilakukan, maka kejadian seperti di Makassar dan daerah lainnya, tak akan terjadi di Talaud. 

Sementara dikutip  dari Tribrata News, Jumat ini, Kapolri Sigit pada Kamis kemarin melakukan peninjauan langsung ke gereja-gereja di Sulut untuk memastikan pengamanan menjelang perayaan Jumat Agung atau wafatnya Isa Almasih.

Kapolri menyambangi Gereja Katedral dan Gereja Masehi Injil Minahasa di Manado. Hal itu dilakukan demi terciptanya rasa aman bagi umat Kristiani menjalani ibadah saat peringayan wafatnya Isa Almasih dan Paskah. 

"Kami memastikan ibadah di wilayah yang mayoritas Nasrani dan banyak terdapat Gereja," kata Kapolri dalam keterangan tertulisnya.

Sekadar diketahui, jumlah gereja di Sulut sebanyak 5.279, yang 295, di antaranya merupakan tempat ibadah umat Katolik Roma. Wilayah tersebut  dilihat dari segi persentase agama yang dipeluk oleh masyarakatnya, antara lain, Islam 30 persen, Kristen  64 persen, dan agama lainnya enam persen. 

Selain mengunjungi gereja, Kapolri  meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi massal Covid-19 di Mapolda Sulut. Vaksinasi diikuti personel Polri dan masyarakat sekitar."Hari ini sebanyak 204 personel dan 60 orang masyarakat umum dari Puskesmas melaksanakan vaksinasi Covid-19," ujarnya.

Kapolri  menjelaskan, sebanyak 8.053 personel Polri di Sulut , sudah dilakukan vaksinasi tahap pertama. Dari jumlah tersebut, 1.617 di antaranya melakukan vaksinasi tahap dua yang artinya sudah 20,07 persen. "Dalam pelaksanaan vaksinasi ini, sebanyak 25 orang vaksinator Polri yang dibantu vaksinator dari puskesmas sebanyak 12 orang," ujarnya.***

 

Sumber: RRI, KBRN & Tribrata News

 

 

 

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler