Sejarah 19 April, Perang Revoluasi Kemerdekaan Amerika Serikat Dimulai

- 19 April 2021, 15:33 WIB
Amerika Serikat dan Iran berencana akan menghidupkan kembali kesepakatan tentang nuklir yang pernah dilakukan 2015 silam.
Amerika Serikat dan Iran berencana akan menghidupkan kembali kesepakatan tentang nuklir yang pernah dilakukan 2015 silam. /Pexels/

Parlemen Britania menegaskan bahwa mereka punya hak untuk memberlakukan pajak pada para kolonis.

Kolonis mengklaim bahwa karena mereka penduduk Britaniaperpajakan tanpa perwakilan rakyat dianggap ilegal.

Kolonis Amerika Serikat membentuk Kongres Kontinental yang bersatu dan pemerintahan bayangan di setiap koloni, meski pada awalnya masih setia kepada Raja.

Pemboikotan Amerika Serikat terhadap teh Britania yang terkena pajak mendorong terjadinya peristiwa Pesta Teh Boston tahun 1773, yang merupakan penghancuran muatan teh kapal Britania.

London menanggapinya dengan mengakhiri pemerintahan mandiri di Massachusetts dan meletakkannya di bawah kendali pasukan Britania dengan Jenderal Thomas Gage sebagai gubernurnya.

Pada bulan April 1775, Gage mengetahui bahwa persenjatan sedang dikumpulkan di Concord, dan ia mengirimkan tentara Britania untuk merampas dan menghancurkannya.

Milisi lokal melawan para tentara dan melakukan baku tembak (lihat Pertempuran Lexington dan Concord).

Setelah berulang kali meminta raja Britania ikut campur dalam parlemen, semua keputusan damai berakhir ketika Kongres dicap pengkhianat melalui dekret raja, dan mereka menanggapinya dengan mendeklarasikan kemerdekaan sebuah bangsa berdaulat yang baru, Amerika Serikat, pada tanggal 4 Juli 1776.

Kaum Loyalis Amerika Serikat menolak Deklarasi ini dan berpihak pada Raja; mereka diasingkan dari kekuasaan di mana-mana.

Upaya Amerika Serikat untuk memperluas pemberontakan ini hingga Quebec dan Florida tidak berhasil.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah