Direktur Huawei Polandia Dituding Intelijen China: Gunakan Nama 'Stanislaw'

- 3 Juni 2021, 03:29 WIB
HUAWEI  POLANDIA - Kantor Perwakilan Huawei di Kota Warsawa, Ibu Kota Polandia dan Weijing Wang, Direktur Penjualan Huawei di Polandia yang dutuduh sebagai mata-mata China./SOURCE: CC BY-SA 4.0 WISTULA VIA WARSAW INSTITUTE/AP PHOTO BY MONIKA SCISLOWSKA/CROPPED BY OKTAVIANUS CORNELIS/
HUAWEI POLANDIA - Kantor Perwakilan Huawei di Kota Warsawa, Ibu Kota Polandia dan Weijing Wang, Direktur Penjualan Huawei di Polandia yang dutuduh sebagai mata-mata China./SOURCE: CC BY-SA 4.0 WISTULA VIA WARSAW INSTITUTE/AP PHOTO BY MONIKA SCISLOWSKA/CROPPED BY OKTAVIANUS CORNELIS/ / CC BY-SA 4.0 WISTULA VIA WARSAW INSTITUTE/AP PHOTO BY MONIKA SCISLOWSKA/CC BY-SA 4.0 WISTULA VIA WARSAW INSTITUTE/AP PHOTO BY MONIKA SCISLOWSKA

WARSAWA, KALBAR TERKINI - Tudingan mantan Presiden AS Donald Trumph tentang aktivitas spionase di balik perusahaan-perusahaan China telah mengimbas ke Polandia. Pengadilan di Warsawa, Ibu Kota Polandia, mulai menyidangkan dua  terdakwa spionase China, yakni Weijing Wang dan Piotr Durbajlo.

Wang dan Durbajlo, masing-masing mantan Direktur Penjualan Huawei di Polandia dan pakar keamanan siber Polandia, ditangkap pada 2019 dengan tudingan terlibat dalam aktivitas spionase China di negara timur benua Eropa tersebut.

Selain sidang pembacaan dakwaan dilakukan tertutup, dakwaan itu sendiri ditengarai muncul akibat stigma spionase China di balik keberadaan perusahaan-perusahaan raksasa Tiongkok di luar negeri yang telah dilancarkan pemerintahan Trump

Baca Juga: Ransomware Rusia Beraksi di AS, Stok Daging Babi Bermasalah

Dikutip Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Rabu, 2 Juni 2021, dalam sidang perdana pada Selasa, 1 Juni 2021, Wang dan Durbajlo bersikeras tak bersalah. Pada awal sesi sidang itu, seorang jaksa meminta agar persidangan diadakan secara rahasia karena kerahasiaan  dari beberapa bukti.

Pihak pengacara kedua terdakwa keberatan. Menurutnya, sifat dakwaan mengharuskan prosesnya transparan. Pernyatana yang sama juga disampaikan ke hdapan majelis hakim oleh Wang, yang berbicara dalam bahasa Polandia yang fasih.

Tapi setelah reses singkat, panel tiga hakim mengumumkan bahwa proses persidangan bakal digelar tertutup dengan alasan demi kepentingan negara sehingga para wartawan disuruh pergi.

Wang dan Durbajlo ditangkap oleh otoritas Polandia pada Januari 2019 dengan tuduhan memata-matai negara itu untuk China. Kedoknya,  mencari kesepakatan bisnis untuk perusahaan teknologi China Huawei.

Baca Juga: Joe Biden Bagikan Bir Gratis bagi Warga AS yang Divaksin

Keduanya  ditangkap di tengah panasnya pertempuran geopolitik yang lebih luas antara AS dan China atas supremasi teknologi dan perdagangan. Pemerintahan  AS di era  Trump melobi sekutunya di  Eropa untuk memboikot perangkat jaringan ponsel generasi berikutnya dari Huawei atas kekhawatiran bahwa itu dapat digunakan oleh Beijing untuk memfasilitasi spionase dunia maya atau sabotase digital.

Wang telah ditahan sejak penangkapannya. Durbajlo, mantan pakar keamanan siber untuk lembaga pemerintah termasuk Badan Keamanan Dalam Negeri Polandia, dibebaskan dengan jaminan setelah enam bulan ditahan. 

Menurut harian Gazeta Wyborcza, dakwaan tersebut sebagian dirahasiakan, tetapi bagian publiknya menuduh bahwa Wang adalah agen intelijen Tiongkok.

Pada  2011-2019, Wang dituding  mencari kontrak tingkat tinggi untuk Huawei yang akan memberi wawasan dan pengaruh ke perusahaan Tiongkok terkait sistem data pemerintah negara bagian dan lokal di Polandia. 

Baca Juga: Baye Fall, Anak Jin Senegal yang 10 Kali Kabur dari Penjara

Keduanya menghadapi tuntutan pidana karena ikut serta dalam operasi intelijen asing, dan mengancam kepentingan Polandia. Jika terbukti bersalah, mereka menghadapi minimal tiga tahun penjara. 

Wang belajar di Polandia kemudian bertugas di Konsulat Tiongkok di Gdansk sebelum pindah ke posisi senior di Huawei. Ia juga dikenal dengan nama depan Polandia, Stanislaw. 

Sementara warga negara Polandia, mitra Wang, diduga membantunya menjalin kontak,  dan memberinya dokumen.

Beberapa pengamat menyatakan, dokumen itu bersifat publik, dan tidak diklasifikasikan. 

Sidang itu sendiri diperkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan, dan belum ada tanggal untuk putusan akhir. 

Baca Juga: Islamfobia di Austria Membahayakan: Spanduk Ujaran Kebencian Disebar

Sementara itu, pihak Huawei menolak berkomentar karena kasusnya sedang berlangsung. Huawei telah berulang kali membantah tuduhan AS,  tetapi sejak penangkapan pasangan itu, kekayaan Huawei di Eropa telah jatuh karena kampanye AS sejak era Trump.

Negara-negara seperti Inggris dan Swedia telah melarang penggunaan peralatan Huawei dari jaringan mereka. 

Negara-negara  lain,  seperti Prancis, menyatakan pihaknya menyukai saingan lokal,  seperti Ericsson dan Nokia,  karena alasan keamanan.

Sementara negara-negara Balkan, telah menandatangani perjanjian Jaringan Bersih pimpinan AS,  yang bertujuan untuk mengecualikan penyedia perangkat keras China. 

Peralatan Huawei telah diblokir secara efektif oleh AS sejak 2012,  dan juga telah dijauhi oleh Australia, Selandia Baru, dan Jepang.*** 

 

Sumber: The Associated Press

 

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah