FRANKFURT, KALBAR TERKINI - Industri otomotif sedunia sedang bekerja keras dan memeras otak untuk memproduksi kendaraan bebas emisi guna mendukung upaya masyarakat internasional mengurangi pemanasan global dan efek rumah kaca.
Kampanye kendaraan bebas emisi tak lepas dari tanggung jawab industri otomotif. Lewat emisi bahan bakar bensin, solar, dan gas, berbagai produk industri ini dituduh bertanggung jawab atas terjadinya pemanasan global, menyebabkan perubahan iklim, yang mengancam keselamatan planet bumi dan umat manusia.
Pembuat truk dan bus terbesar di dunia pun sedang memetakan masa depan nol emisi, dan mengklaim upaya itu tak lama lagi terwujud. Padahal untuk mewujudkan kampanye dunia yang ambisius tersebut, dibutuhkan biaya produksi yang lebih tinggi di tengah kurangnya infrastruktur pendukung saat ini.
Baca Juga: Ford Kenalkan Versi Elektrik Pickup F-150
Divisi truk Daimler AG pun mengklaim berencana mengalihkan sebagian besar sumber daya pengembangan kendaraannya ke kendaraan tanpa emisi pada 2025. Diprediksi, baterai dan truk bertenaga hidrogen dapat bersaing dengan mesin diesel.
CEO Daimler Truck Martin Daum, dikutip Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Jumat, 21 Mei 2021 menyatakan pada Kamis, 20 Mei 2021 bahwa pihaknya menggarisbawahi rencana besar perusahaan untuk hidrogen. Ini sudah menjadi tekat meskipun teknologinya tidak mendekati penggunaan praktis karena baterai dan biaya kendaraan tetap tinggi.
Berbagai merek truk Daimler termasuk Freightliner dan Mercedes-Benz, menguraikan strateginya untuk transisi luas dari kendaraan pembakaran internal setelah dipisahkan sebagai perusahaan independen pada akhir 2021 dari Daimler AG.
Restrukturisasi tersebut akan membuat perusahaan menjadi terpisah untuk bisnis truk, dan divisi mobil mewah Mercedes-Benz Daimler.
Chief Technology Officer Andreas Gorbach menegaskan, pihaknya akan menghabiskan 'sebagian besar' uang untuk pengembangan kendaraan ke kendaraan baterai dan hidrogen pada 2025.