BEIJING (AP) - Pendiri TikTok Zhang Yiming segera melepaskan jabatan sebagai CEO dari ByteDance Ltd, perusahaan pemilik TikTok, menyusul masih ditunggunya kebijakan terbaru Pemerintah AS terkait penjualan aplikasi berbagi video China ini di AS.
Mundurnya Yiming akan sangat terasa bagi ByteDance. Ini mengingat pihaknya masih sangat membutuhkan peran Yiming terutama kiat-kiat agar TikTok kembali bisa dijual di AS.
Menjelang akhir masa jabatan sebagai Presiden AS pada 2019, Donald Trump mencekal TikTok, yang sudah diunggah jutaan fans, dengan tudingan bahwa aplikasi tersebut merupakan bagian dari spionase Pemerintah China. Di antaranya, lewat aksi pencurian data pribadi warga AS yang mengunggah TikTok karena keberadaan serverya diklaim berada di China.
Adapun dalam pernyataannya, Yiming menyatakan segera mundur sebagai CEO ByteDance.untuk fokus pada inisiatif jangka panjang, sebuah langkah yang datang di tengah ketidakpastian apakah pemerintahan baru AS di bawah Presiden Joe Biden akan mencabut larangan penjualan dari layanan video pendek populer itu.
Baca Juga: Kehadiran Pasukan Luar Angkasa AS: Antisipasi Kontak Manusia dengan Alien?
Dikutip Kalbar-Terkini.com dariThe Associated Press, Jumat, 21 Mei 2021, Yiming menyatakan, Liang Rubo, salah satu pendiri TikTok, akan menggantikannya sebagai CEO ByteDance. Tanpa merinci maksudnya, Yiming menegaskan, pilihannya meninggalkan 'manajemen sehari-hari' akan memungkinkannya memiliki 'inisiatif yang besar secara jangka panjang'.
Regulator di AS juga meningkatkan penegakan anti-monopoli terhadap raksasa e-commerce China dan perusahaan internet lainnya.
Zhang mendirikan ByteDance pada 2012. Platform video pendek pertamanya, Douyin, diluncurkan pada 2016. TikTok kemudian diluncurkan di luar China pada tahun berikutnya. Perusahaan menyatakan pada 2020 bahwa TikTok memiliki 700 juta pengguna secara global.
Baca Juga: Palestina Meratap: Rakyat Israel Tuding Negaranya Lakukan Genosida