Kisruh Buntut Pendaftaran PSE Kominfo, Mulai dari Pengkritik Dapat Serangan Siber Hingga Lempar Botol Air Seni

2 Agustus 2022, 07:07 WIB
PSE yang belum didaftarkan dilakukan pemblokiran. / instagram @sisiterang_official /

KALBAR TERKINI - Sebanyak 10 orang yang mendapat serangan siber tercatat pernah mengkritik aturan PSE dari Kominfo.

Pakar keamanan siber, Teguh Aprianto mengunggah cuitan terkait teror kepada 10 orang yang ikut angkat bicara soal aturan Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Dalam cuitannya di akun @secgron, teror kepada 10 orang itu dilancarkan lewat WhatsApp dari nomor tak dikenal berbentuk ancaman kepada pihak keluarga.

"Sejauh ini 10 orang tercatat menjadi korban serangan digital dan juga teror melalui Whatsapp dampak dari #BlokirKominfo yang sedang diramaikan oleh publik," tulis Teguh.

Baca Juga: SELAIN Google, PeduliLindungi Juga Terancam Diblokir oleh Kominfo, Ini Daftar PSE yang Akan Diblokir Jika

Sebanyak 10 orang yang dimaksud Teguh antara lain Resi Respati (Software Engineer), Frans Allen (Software Engineer), Sirilus Kevin (Software Engineer, usianya masih 14 tahun), Naufaldi Satriya (Software Engineer).

Selain itu, ada nama Tretan Muslim (Stand Up Comedian), Kemotherapy (Illustrator), Arie Keriting (Stand Up Comedian), Eno Bening (Content Creator), Barlie Ve (Illustrator), dan Dustin Tiffani (Comedian).

Resi Respati misalnya, pernah berbicara di Twitter Space tertanggal Rabu 20 juli 2022.

Baca Juga: Cek di Sini Daftar Situs yang Diblokir Kominfo. Ada Yahoo Hingga DoTA2

Sedangkan Tretan Muslim ikut hadir di Twitter Space #BlokirKominfo pada Sabtu 30 Juli 2022.

Blok Politik Pelajar mengajak semua pihak yang kesal dengan pemblokiran sejumlah situs dan aplikasi untuk melempari Gedung Kominfo di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta dengan botol berisi air pipis.

Aksi itu mereka rencanakan bakal berlangsung pada Senin 1 Agustus 2022, sekitar pukul 14.00 WIB.

Sementara itu, situs daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Lingkup Private milik Kementerian Komumikasi dan Informatika (Kominfo) disebut mengalami puluhan juta serangan siber per hari.

"Kami mengalami puluhan juta serangan.

Ini kan informasi untuk masyarakat kok diserang, inikan informasi untuk biar bisa dilihat.

Kita diserang puluhan juta per hari," kata Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan.

Baca Juga: UPDATE Jadwal Pekan ke 3 dan Klasemen Sementara BRI Liga 1 2022-2023: Bali United Tantang RANS di Hari Kamis

Situs PSE.Kominfo merupakan wadah untuk mengecek siapa saja aplikasi atau Penyedia Sistem Elektronik (PSE), apakah sudah terdaftar di Kominfo.

Menurut Semuel, situs itu sempat dipulihkan namun kembali diretas setiap hari.

Di situs PSE.Kominfo terdapat kolom pencarian yang bisa membantu mengetahui deretan aplikasi mana saja yang sudah terdaftar.

Namun belakangan, fitur pencarian itu hilang jadi hanya bisa melihat per halaman saja.

Aksi peretasan tersebut dilakukan menyusul langkah Kominfo melakukan pemblokiran terhadap sejumlah situs dan aplikasi dengan traffic tinggi seperti PayPal, Yahoo, Epic Games,

Steam, Dota, Counter Strike, Xandr.com, dan Origin (EA) dengan alasan tidak terdaftar resmi PSE berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2020 tentang PSE Lingkup Privat menuai kontroversi di tengah masyarakat.

LBH Jakarta juga telah menyatakan bahwa langkah Kominfo itu melahirkan otoritarianisme yang memanfaatkan kuasa digital dalam rangka mengendalikan teknologi sebagai alat melindungi kepentingan atau digital authoritarianism.

Tanda pagar (tagar) Blokirkominfo pun ramai di lini masa twitter.

Tagar tersebut muncul sebagai respon atas pemblokiran sejumlah platform oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) karena belum mendaftar Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) lingkup privat.

Kominfo berdalih aturan PSE dengan dasar hukum Permenkominfo no 5/2020 adalah untuk melindungi ekosistem digital di Tanah AIr.

Namun pemblokiran itu justru menuai kecaman warganet.

Lewat tagar BlokirKominfo, warga net menumpahkan kekesalan mereka terhadap Kementerian yang dipimpin Johnny G. Plate tersebut.***

 

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler