Polusi suara, termasuk sinyal suara dari penggunaan sonar dan survei seismik, mengganggu kemampuan paus untuk berkomunikasi dan bernavigasi.
Hal ini dapat mendorong mereka ke darat, memekakkan telinga, membingungkan, atau menakuti mereka.
Spesies laut dalam yang hidup di lautan terbuka seperti paus sangat rentan terhadap sonar, bahkan dari jarak berkilo-kilometer.
Aktivitas sonar angkatan laut diduga terkait dengan rangkaian terdamparnya paus paruh di perairan Guam, misalnya.
Sebuah studi menyebut paus mungkin hewan yang paling canggih di Bumi secara akustik karena suara merambat lebih cepat melalui air daripada udara dan mempertahankan intensitasnya lebih lama, suara dapat menyebabkan cedera pada telinga mereka.***