Paus Sering Kali Ditemukan Terdampar di Perairan Indonesia, Ternyata ini Penyebabnya

- 17 Mei 2023, 13:52 WIB
Bangkai Paus Balin (Mysticeti) terdampar di Pantai Kejawan Putih Tambak, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (16/5/2023). Paus yang ditemukan nelayan sudah dalam keadaan mati itu berukuran panjang sekitar 12 meter.
Bangkai Paus Balin (Mysticeti) terdampar di Pantai Kejawan Putih Tambak, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (16/5/2023). Paus yang ditemukan nelayan sudah dalam keadaan mati itu berukuran panjang sekitar 12 meter. /ANTARA FOTO/Didik Suhartono/rwa

KALBAR TERKINI - Paus sering kali ditemukan terdampar dan meninggal di tepi pantai tiap tahunnya, termasuk di perairan Indonesia.  

Sebelum ditemukannya Paus Balin asal Australia di Surabaya, ditemukan juga paus sperma terdampar dan meninggal di Pantai Lepang, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Bali, Rabu 5 April 2023 sekitar pukul 13.30 WITA.

Berdasarkan kasus-kasus lainnya di dunia, ada sejumlah sebab paus yang memanfaatkan medan magnet Bumi sebagai navigasi untuk menentukan habitat yang sesuai bisa terdampar jauh dari habitat asalnya. 

Baca Juga: Malaysia vs China Taipei akan Berlaga di Piala Sudirman 2023 Hari Ini Rabu, 17 Mei 2023, Cek Jadwal Lengkapnya

Faktor penyebabnya antara lain:

1. Topografi atau bentuk pesisir dan daerah pasang surut 

Topografi atau bentuk pesisir dan daerah pasang surut membuat beberapa daerah menjadi perangkap mamalia laut.

Nick Davison, tim koordinator penyelamatan hewan terdampar di Scottish Marine Animal Stranding Schemeu menjelaskan terdapat wilayah yang terlalu dangkal bagi paus untuk bernavigasi, mengingat kemampuan ekolokasi dirancang untuk wilayah air dalam.

Selain itu, selama siklus pasang surut, air dapat surut beberapa kilometer hanya dalam beberapa menit, yang berarti beberapa hewan laut dapat tertangkap tanpa sempat pindah ke laut dalam.

Baca Juga: Daftar Harga TBS Sawit Jambi Berlaku Hingga Besok 18 Mei 2023 Cek Rincian Harga Sesuai Umur Berikut ini

2. Penyebab alami

Dan Jarvis, petugas penyelamatan hewan di British Divers Marine Life Rescue, menyebutkan seekor paus yang terdampar bisa sakit atau terluka, pikun, tersesat, tidak dapat makan, atau mengalami gangguan kesehatan.

Hewan yang sedang dalam keadaan lemah ini mungkin hanyut mengikuti arus sampai mereka dibawa ke darat, sedangkan hewan yang mengalami disorientasi arah dapat secara tidak sengaja mengembara ke perairan yang lebih dangkal.

Aktivitas berburu makanan juga dapat mendorong hewan dengan sendirinya mendekati pantai. 

Grover mengatakan kadang-kadang paus bisa salah perhitungan dan harus menunggu sampai gelombang yang cukup besar menghanyutkan mereka kembali ke laut.

Baca Juga: UPDATE Perolehan Medali Emas SEA Games 2023, Sepak Bola Sumbang Medali Emas Termanis dan Penuh Perjuangan

3. Ulah manusia

Manusia juga bisa menjadi penyebab terdampar dan meninggalnya paus di daera yang jauh dari habitat asalnya.

Di antara ulah manusia yang menjadi penyebabnya antara lain penangkapan ikan, polusi perairan, serangan kapal, dan banyak lagi, bertanggung jawab atas banyaknya kasus cedera dan kematian yang menyebabkan hewan laut terdampar.

Satu di antara contohnya, terjerat tali pancing yang menjadi penyebab utama kematian cetacea akibat aktivitas manusia.

Penangkapan ikan yang berlebihan juga menjadi penyebab paus kehilangan sumber makanan utama mereka dan menyebabkan mereka menjelajah ke perairan pesisir atau pasang surut untuk berburu.

Baca Juga: Jadwal Penutupan SEA Games 2023 Cambodia dan Daftar Perolehan Medali, Indonesia Diurutan ke 3, Berapa Emas?

Penyebab lain seperti polusi berbahaya terjadi karena semua bahan kimia akhirnya sampai ke laut.

Rob Deaville, manajer proyek di CSIP, mengatakan ada bukti hewan yang sakit memiliki tingkat polutan kimia yang lebih tinggi daripada yang sehat, meskipun sulit untuk membuktikan sebab-akibatnya.

4. Polusi suara di laut

Polusi suara, termasuk sinyal suara dari penggunaan sonar dan survei seismik, mengganggu kemampuan paus untuk berkomunikasi dan bernavigasi.

Hal ini dapat mendorong mereka ke darat, memekakkan telinga, membingungkan, atau menakuti mereka.

Baca Juga: Fakta Menarik Kemenangan Indonesia vs Thailand di Final SEA Games 2023, Dari Berdarah Hingga Prank Selebrasi

Spesies laut dalam yang hidup di lautan terbuka seperti paus sangat rentan terhadap sonar, bahkan dari jarak berkilo-kilometer.

Aktivitas sonar angkatan laut diduga terkait dengan rangkaian terdamparnya paus paruh di perairan Guam, misalnya.

Sebuah studi menyebut paus mungkin hewan yang paling canggih di Bumi secara akustik karena suara merambat lebih cepat melalui air daripada udara dan mempertahankan intensitasnya lebih lama, suara dapat menyebabkan cedera pada telinga mereka.***


Editor: Yulia Ramadhiyanti

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x