Rusia dan Ukraina Diundang ke KTT G-20: Bukti Indonesia tak Menyerah Ditekan Barat

- 28 Juni 2022, 16:00 WIB
Presiden Jokowi diskusi dengan Konselir Jerman/ Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi diskusi dengan Konselir Jerman/ Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden /

Namun, maish dari The Conversation, menyerah pada tekanan dari Barat, sepertinya bukan pilihan yang masuk akal bagi Indonesia.

Masalahnya, jika Indonesia menyerah, maka ini dapat menciptakan keretakan yang tidak perlu, antara Indonesia dan anggota G20 non-Barat lainnya, seperti Brasil dan China.

Setiap keretakan yang tidak perlu dapat mengganggu agenda keseluruhan KTT G-20.

Baca Juga: Menteri Suharso di Forum G-20: Indonesia Belajar dari Banyak Bencana

Langkah tersebut juga tidak sesuai dengan upaya Indonesia saat ini untuk menjaga hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina.

Namun secara bersamaan, preferensi Indonesia untuk mengambil memasukkan Krisis Ukraina ke dalam agenda G-20, dan hanya fokus pada isu-isu ekonomi, yang telah mendapat dukungan dari China, juga tidak bijaksana.

Beberapa pakar ekonomi Indonesia berpendapat bahwa perang Rusia-Ukraina, kemungkinan akan menjadi topik yang tidak dapat dihindari dalam agenda KTT G-20.

Pasalnya, perang tersebut telah memperdalam krisis ekonomi global, terutama memicu fluktuasi harga minyak dan komoditas.

Lebih dari separuh negara anggota G-20 juga dengan tegas bersekutu dengan salah satu pihak yang bertikai.

KTT G-20 justru dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk menunjukkan kontribusi nyata bagi proses perdamaian, dengan menjadi mediator antara Rusia dan Ukraina.

Halaman:

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: The Conservation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x