Indonesia Melarang Ekspor CPO, Siapakah yang Diuntungkan? Malaysia?

- 8 Mei 2022, 16:00 WIB
Larangan ekspor CPO keluar Negeri, siapa yang paling Diuntungkan?
Larangan ekspor CPO keluar Negeri, siapa yang paling Diuntungkan? /

Baca Juga: UPDATE : Harga TBS Sawit Sumut, Naik menjadi Rp. 3.651,15/kg Untuk Periode Hingga 10 Mei 2022

Akhirnya harga minyak kedelai melonjak ke rekor tertinggi US$1.795 per ton dan minyak sawit berjangka juga mengalami kenaikan.

Para pemain murni Malaysia serta mereka yang memiliki kapasitas hilir di Indonesia seperti Wilmar Group, KLK, Sarawak Oil Palms Bhd dan Ta Ann diduga akan terkena dampak.

Para pengamat juga mengatakan Malaysia menjadi penguasa 84 persen ekspor crude palm oil (CPO) pasca pemberlakuan larangan ekspor CPO Indonesia.

Malaysia sebelumnya memiliki porsi sekitar 27 persen dari total produksi CPO dunia atau memiliki kapasitas produksi 20 juta ton per tahun. Dengan absennya Indonesia di pasar CPO internasional pasca pelarangan ekspor, Malaysia dapat menjadi penguasa 84 persen total ekspor CPO.

Selama ini Indonesia memproduksi 46 juta ton minyak sawit per tahun, 27 juta ton di antaranya diekspor.

Akibatnya eksportir CPO di Indonesia akan dirugikan, sedangkan pelaku hilir dengan kapasitas penyulingan akan diuntungkan, karena akan ada pergeseran signifikan dalam mekanisme demand-supply di dalam negeri sehingga pasokan domestik melimpah.

 Baca Juga: HARGA Minyak Goreng Mulai Turun Perlahan Jelang Idul Fitri 2022, Berikut Daftar Harga Minyak Kemasan Termurah

Di Indonesia, harga eceran minyak goreng bermerek rata-rata Rp 26.436 per liter, naik lebih dari 40 persen sepanjang tahun ini. Bahkan di beberapa provinsi, harga naik hampir dua kali lipat dalam sebulan terakhir saja.

Akibatnya, demonstrasi terjadi di beberapa kota di seluruh Indonesia dalam beberapa hari terakhir atas harga minyak goreng yang tinggi.

Halaman:

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x