BKKBN Kampanyekan Bahaya Stunting, Simak Juga Tips Pencegahannya Sejak Dalam Kandungan

- 24 Juni 2021, 12:57 WIB
Ilustrasi bayi. Stunting sering dipicu oleh kekurangan asupan protein di masa kehamilan dan bayi sebelum seribu hari kelahiran.
Ilustrasi bayi. Stunting sering dipicu oleh kekurangan asupan protein di masa kehamilan dan bayi sebelum seribu hari kelahiran. /Pixabay

KALBAR TERKINI – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN mengampanyekan bahaya stunting, lewat Short Message Service (SMS).

Pada pesan itu ditulis agar masyarakat yang mempunyai balita dihimbau mengikuti posyandu. Gunanya untuk mendeteksi dini tumbuh kembang anak.

Sebenarnya apa itu stunting? Menurut situs BKKBN, stunting adalah kekurangan gizi bayi pada 1000 hari pertama kehidupan.

Baca Juga: Akui Angka Stunting Sintang Masih 32 Persen, Bupati Jarot: Kami Jalankan Sesuai Tupoksi

Kurangnya asupan gizi ini berlangsung lama hingga dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.

Dikarenakan mengalami kekurangan gizi menahun, bayi stunting tumbuh lebih pendek dari bayi pada umumnya. Perlu diingat stunting itu pasti bertubuh pendek, sedangkan yang bertubuh pendek belum tentu stunting.

Masalah stunting perlu segera diselesaikan bahkan pemerintah menargetkan penurunan 14 persen pada tahun 2024. Ini dikarenakan stunting, berpotensi menurunkan sumber daya manusia dan berhubungan dengan kesehatan bahkan kematian anak.  

Stunting itu bisa berawal dari masa kehamilan. Dimana si ibu kekurangan asupan gizi ketika  mengandung sehingga setelah lahir anaknya berpotensi mengalami stunting.

Saat dilahirkan, ukuran panjang tubuh bayi tidak mencapai 48 cm dan beratnya kurang dari 2,5 kg.

Ada juga kasus, ketika dilahirkan normal, namun setelah itu mengalami stunting karena kekurangan asupan gizi dalam jangka waktu lama.

Baca Juga: Masalah Stunting hingga Persoalan Jamban, Kepala BKKBN Minta Kepala Daerah Berperan

Satu hal yang perlu dipahami adalah stunting itu bisa diatasi atau dikoreksi di seribu hari pertama kehidupan, agar tidak menjadi stunting.

Upaya pencegahan stunting perlu ditingkatkan untuk menurunkan angka kejadian dan mencegah dampak yang ditimbulkan.

Peran orang tua sangatlah penting yaitu bisa dilakukan dengan memberikan ASI eksklusif, MPASI yang tepat dan menjaga hygiene sanitasi agar sejak dini anak mendapat asupan gizi yang cukup.

Peran tenaga kesehatan pun tidak kalah pentingnya. Ada bidan desa dan kader posyandu yang bisa berperan aktif mengingatkan dan menyadarkan orang tua, tentang bahaya stunting.

Sosialisasi edukasi gizi kesehatan ibu hamil dan orang tua balita terus dilakukan dengan memantau pertumbuhan bayi setiap bulan di posyandu. Pemantauan tinggi badan balita menurut umur merupakan upaya mendeteksi dini agar bisa segera mendapatkan penanganan.

Berikut ada beberapa cara untuk mencegah stunting sejak dalam kandungan yang dirangkum oleh KalbarTerkini.com dari berbagai sumber :

  1. Cukupi kebutuhan zat besi, yodium dan asam folat.

Ibu hamil bisa mendapatkan ketiga nutrisi ini dari telur, kentang, brokoli, makanan laut, pepaya dan alpukat.

  1. Hindari paparan asap rokok.
  2. Rutin melakukan pemeriksaan kandungan. ***

Sumber : Situs BKKBN dan berbagai sumber.

 

Editor: Ponti Ana Banjaria

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah