Baca Juga: Siap Bertugas di Perbatasan Negara, Yonif Mekanis 643/Wns Terima Kunjungan Tim Riksiapops Mabes TNI
Kendala lainnya, kata Harisson, terbatasnya jumlah vaksin yang dikirim oleh pemerintah pusat.
Sehingga setiap vaksin yang datang harus dibagi untuk pelaksanaan vaksinasi tahap kedua yang menyasar petugas pelayanan publik dan warga Lanjut Usia (Lansia).
“Di samping memang ada kendala dalam keterbatasan SDM untuk melaksanakan vaksinasi, vaksinator atau tenaga kesehatan yang dapat melakukan skrining sebelum melakukan vaksinasi,” kata dia.
Sementara untuk vaksinasi tahap kedua dijelaskan Harisson, sudah dimulai sejak akhir Februari 2021 lalu. Di mana, pada tahapan ini, warga lansia dan petugas pelayan publik yang menjadi sasaran.
Baca Juga: Gelar Operasi Ketupat Tahun 2021, Polda Kalbar Fokus Penyekatan Cegah Penyebaran Covid-19
Untuk tahap kedua termin pertama, Kalbar mendapat alokasi sebanyak 8.780 vial. Berbeda dengan tahap pertama, vaksin tahap kedua di setiap vialnya digunakan untuk 10 dosis atau 10 orang. Dengan alokasi 8.780 vial artinya bisa digunakan untuk 87.800 orang.
Untuk tahap kedua termin kedua, Kalbar kembali mendapat alokasi vaksin sebanyak 12.330 vial. Di mana, setiap vialnya juga bisa digunakan untuk 10 dosis. Artinya bisa untuk 123.300 orang.
Dengan demikian vaksin yang diterima di tahap kedua totalnya ada 21.110 vial atau bisa untuk 211.100 dosis/orang. Dari jumlah tersebut baru bisa digunakan untuk penyuntikan dosis pertama. Sementara untuk penyuntikan dosis kedua pihaknya masih menunggu alokasi tambahan dari Pemerintah Pusat melalui PT Bio Farma.
Berdasarkan data tangal 21 Maret 2021, warga lansia yang menerima suntikan vaksin dosis pertama baru mencapai 1,30 persen atau 5.299 orang.