"Sudah sepatutnya kami mendukung, selama kami tidak menjadi 'tamu' apalagi 'orang asing' di negeri sendiri," lanjut pengacara yang juga budayawan Dayak asal Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar.
Baca Juga: Nama dr Jarot Dicatut Akun Palsu, Pemkab: Bupati Tak Miliki Akun Facebook
Lebih lanjut ditegaskan, masyarakat Dayak sudah berkomitmen bahwa NKRI adalah harga mati. Menurut Ranggi yang juga diaminkan oleh Yohannes, semua tokoh Dayak pun selalu mengingatkan kepada masyarakatnya untuk kembali pada karakter dan jatidiri Suku Dayak.
Karakter Suku Dayak ini yakni mencintai dan merawat kebudayaan sendiri, sebagai wujud pengamalan ideologi Pancasila. Sebab, ideologi Pancasila lahir dari kebudayaan asli berbagai suku bangsa di Indonesia, termasuk dari Suku Dayak.
"Jadi, kita harus selalu mencintai dan melakukan akselerasi kapitalisasi modernisasi kebudayaan Dayak dalam pembangunan nasional, sebagai wujud nyata pengamalan ideologi Pancasila. Termasuk mendukung semua program negara, semisal pemindahan ibu kota negara," tegas Yohannes.
Baca Juga: Ada Sabu dalam Koper, dalam Sepekan Bea Cukai Amankan Puluhan Kilogram Sabu Asal Malaysia
Yohannes dan Rangi menyatakan, masyarakat Dayak adalah suku yang santun, menjunjung adat, dan menghargai keragaman di NKRI. Masyarakat Dayak juga selalu terbuka kepada siapa saja, selama mereka 'tidak diganggu' apalagi di Tanah Kalimantan.
"Saya imbau kepada masyarakat Dayak yang terdiri dari banyak subsuku, marilah kita dukung program pemerintah, karena semuanya tentu saja untuk kepentingan rakyat," kata Ranggi.
Sementara secara terpisah di Samarinda, Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Ketua DAD Kaltim Periode 2020-2024, Zainal Arifin menegaskan, pemerintahan ibu kota negara yang baru, harus mengindahkan adat istiadat Suku Dayak.
Persis disampaikan Yohannes dan Ranggi, Zainal yang juga Senator Kaltim menyatakan, kepentingan masyarakat Dayak harus diperhatikan pemerintah pusat.