Lantik Pengurus Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama, Gubernur Midji Harap Bisa Tingkatkan Perekonomian Nelayan

- 15 Februari 2021, 08:15 WIB
FOTO BERSAMA – Gubernur Kalbar, Sutarmidji foto bersama pengurus organisasi Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama se- Kalbar di Hotel Grand Mahkota Pontianak, Minggu, 14 Februari 2021.
FOTO BERSAMA – Gubernur Kalbar, Sutarmidji foto bersama pengurus organisasi Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama se- Kalbar di Hotel Grand Mahkota Pontianak, Minggu, 14 Februari 2021. /Mulyanto Elsa/Kalbar Terkini

 

PONTIANAK, KALBAR TERKINI - Pengurus Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU) Kalbar, diharapkan bisa meningkatkan perekonomian nelayan.

Harapan ini disampaikan langsung Gubernur Kalbar, Sutarmidji saat melantik sekaligus membuka Rakerwil Pengurus Pimpinan Wilayah SNNU.

Di hadapan para peserta, yang terdiri dari Pimpinan Cabang SNNU se-Kalbar Masa Khidmat 2020-2025, Bang Midji sangvat berharap adanya peningkatan ekonomi.

Baca Juga: Kepala BKPM: Pembangun Pelabuhan Terpadu untuk Program LIN Lahirkan Ekonomi Baru

Pada kegiatan yang berlangsung di Grand Mahkota Hotel Pontianak, Minggu, 14 Februari 2021 tersebut, Midji menyampaikan ke depannya, SNNU harus bisa terus meningkatkan nilai tukar nelayan di Kalbar.

“Nilai tukar nelayan Kalbar hampir tak pernah di bawah 100 persen, yakni di sekitaran 102-106 persen,” kata Gubernur Midji.

Artinya, lanjut mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini, nelayan di Kalbar kehidupan ekonominya harusnya lebih baik dari petani, karena nilai tukar petani paling tinggi 96 persen.

“Terkecuali petani bisa meningkatkan produksi padi sekitar dua sampai tiga persen,” paparnya.

Baca Juga: Razia Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin di Bengkayang, Polda Kalbar Sita Alat Berat dan Amankan Pekerja

Adapun perbandingannya, kalau dua sampai tiga ton, maka produksinya harus 3,2-3,5 ton. Tentunya ini bisa lebih dari 100 persen.

“Artinya biaya produksi yang dikeluarkan lebih mahal,” lanjut Sutarmidji.

Menurut dia, produksi nelayan di Kalbar seperti di Kecamatan Paloh, Kabupaten sambas, masyarakat di sana dapat melakukan panen ubur-ubur dua kali dalam setahun.

Saat masa panen ubur-ubur, yang setahun dua kali, bisa menghidupi mereka hingga setahun ke depan.

Namun, permasalahan ubur-ubur yang dijemur itu kualitas rendah karena garam industri di Kalbar cukup susah.

“Sehingga kalau bukan garam industry, maka hasilnya coklat kehitam-hitaman dan tidak putih dan harganya pasti turun,” paparnya.

Baca Juga: IPM Terendah di Kalimantan, Sutarmidji: Peran Cendikiawan Dayak Sangat Penting

Ia menambahkan, selain jenis ikan tangkap, ada jenis-jenis ikan air tawar di Kalbar yang sangat menjanjikan, yaitu Ikan Semah misalnya. Ikan Semah satu kilo harganya bisa sampai satu juta setengah, dan ini harus bisa dibudidayakan.

“Selain Ikan Semah ada juga jenis ikan yang nilai ekonominya cukup bagus, yaitu Ikan Baung, tapi saya tidak tahu apakah bisa dibudidayakan. Ikan Baung penyumbang inflasi setiap bulan di Sintang. Ikan Baung tetap sebagai penyumbang inflasi, karena jadi bahan konsumsi masyarakat di sana,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama, Witjaksono mengatakan sejak Juni 2020 telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK)  untuk 27 provinsi dan 355 kabupaten/kota.

“Ini adalah pembuktian bahwa teman-teman anak muda NU yang dikumpulkan bisa bergerak bersama. Kita bisa memberikan perubahan, dan saya jamin itu pasti ada perubahan,” pungkasnya. ***

 

 

Editor: Ponti Ana Banjaria


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah