KALBAR TERKINI - Kelak negara Barat tak akan lagi mengejek Rusia karena tanah mereka terbakar dan beton pun meleleh.
Inilah gambaran tentang serangan senjata pemusnah massal alias nuklir ke negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pimpinan AS.
Hal ini juga menggambarkan bahwa akan ada batas kesabaran Rusia terhadap Barat menyusul manuver pengecutnya yang terus mengirimkan persenjataan ke Ukraina.
Baca Juga: Ukraina bukan 'Kelasnya' Rusia, Peskov: Doktrin Nuklir Kami Jelas!
Disebut pengecut karena NATO khususnya AS sebagai negara pemimpin, menciptakan perang hibrid di Ukraina untuk melawan Rusia.
Karena itu maka tak mustahil dalam skenario paling buruk, Rusia akan melancarkan serangan nuklir ke negara-negara itu.
Hal ini karena sikap pengecut Barat, terutama AS sebagai sekaligus pemicu utama perang di Ukraina.
AS ibarat 'melempar api' kemudian 'panik ketakutan ketika api telah berkobar' alias ketika Rusia nota bene hanya mengerahkan seperempat kekuatan militer.
Baca Juga: Ukraina Rebut Kembali Wilayah Timur, Joe Biden Mohon Putin Jangan Gunakan Senjata Nuklir
Demikian termaktub dari pernyataan mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, yang selama ini diam, dilansir Kalbar-Terkini.com dari Russia Today, Selasa, 13 September 2022.