Sebanyak 30 persen sisa populasinya terdiri dari berbagai kelompok etnis sub-Sahara.
Meskipun memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk bijih besi dan minyak bumi, Mauritania adalah salah satu di antara negara-negara miskin.
Basis utama ekonominya ada pada pertanian, peternakan, dan perikanan.
Sekitar 20 persen dari penduduk Mauritania hidup dengan penghasilan kurang dari 1,25 dolar AS per hari.
Perbudakan di Mauritania merupakan masalah hak asasi manusia paling utama, dengan sekitar empat persen (155.600 orang) dari populasi negara menjadi budak.
Jumlah tersebut adalah yang tertinggi dari semua negara. Masalah HAM lain di Mauritania termasuk mutilasi alat kelamin perempuan, poligami, dan pekerja anak.
Mauritania adalah negara terakhir di dunia yang menghapus perbudakan, pada 1981, dan mengkriminalisasikannya pada 2007.***