Biden kemudian menyatakan bahwa dia tidak menghindar untuk membahas pembunuhan Khashoggi ketika dia bertemu dengan Putra Mahkota Saudi.
Topik tersebut menciptakan awal yang 'dingin' untuk diskusi, menurut seorang pejabat AS yang akrab dengan percakapan pribadi tersebut
Suasana akhirnya menjadi lebih santai, menurut pejabat itu, ketika keduanya berbicara tentang keamanan energi, perluasan akses internet berkecepatan tinggi di Timur Tengah, dan masalah lainnya.
Jaringan berita Al Arabiya milik Pemerintah Saudi, mengutip sumber di Saudi yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa Mohammed bin Salman menanggapi penyebutan Biden tentang Khashoggi.
Menurutnya, upaya untuk memaksakan serangkaian nilai AS, dapat menjadi bumerang.
Mohammed bin Salman juga menegaskan kepada Biden bahwa AS telah melakukan kesalahan di penjara Abu Ghraib di Irak, di mana para tahanan disiksa.
Ditekankan pula tentang pembunuhan jurnalis Palestina Amerika Shireen Abu Akleh selama serangan Israel baru-baru ini di Kota Jenin, Tepi Barat.
Sementara itu, ada perpecahan tajam mengenai kebijakan luar negeri AS, di antara sembilan kepala negara Timur Tengah yang menghadiri KTT tersebut.
Misalnya, Arab Saudi, Bahrain, dan UEA mencoba mengisolasi, dan menekan Iran di atas jangkauan dan perang proksi regionalnya.
Sedangkan Oman dan Qatar memiliki hubungan diplomatik yang kuat dengan Iran, dan telah bertindak sebagai perantara pembicaraan antara Washington dan Teheran.