CABE RAWIT! Taiwan Balik Gertak China: Genjot Latihan Militer dan Produksi Senjata!

- 28 Juni 2022, 16:10 WIB
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen berdiri di depan drone Teng Yun 2
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen berdiri di depan drone Teng Yun 2 /CNA via Taiwan News

TAIPEI, KALBAR TERKINI - Taiwan tak mempan atas ancaman China yang akan mengerahkan kekuatan militernya untuk merebut 'pulau pemberontak' tersebut.

Terbukti, negara yang dipimpin presiden wanita Tsai Ing-wen terus melatih kemampuan militernya serta juga terus mengembangkan teknologi perang buatan sendiri, semisal drone Teng Yun 2 .

Taiwan pun kian pede karena teah menggelontorkan uang yang sangat banyak untuk membeli peralatan dan senjata tempur dari AS.

Baca Juga: Menhan China di Depan Menhan AS: Kami tidak Ragu Berperang Jika Taiwan Merdeka: Melanggar Asas Satu China

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari Taiwan News, Senin, 27 Juni 2022, Komando Area Keempat Angkatan Darat Taiwan melakukan latihan sebagai bagian dari latihan tahunan Shengong di Taiwan selatan.

latihan untuk memastikan kesiapan tempur tersebut digelar pada Minggu, 26 Juni 2022. dalam latihan ini, tentara dipersenjatai dengan sistem rudal Dual Mount Stingers dan Avenger.

Tentara menembaki target udara dan drone target yang mensimulasikan pesawat musuh yang masuk. Latihan tembakan langsung menunjukkan akurasi dan daya tembak pasukan, lapor CNA.

Baca Juga: COBA Resep Nastar Taiwan (Taiwanese Pineapple Cake), Bentuknya Besar Dengan Isian Selai Nanas yang Membludak

"Latihan tahun ini diawasi oleh personel pelatihan artileri dan unit lain untuk menguji kualitas pelatihan prajurit dan perwira, kata seorang komandan.

Para prajurit menunjukkan keterampilan profesional yang kuat dan kerja tim. Pasukan komando tersebut juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada penduduk di Kotapraja Hengchun, Manzhou, dan Mudan Pingtung.

"Terima kasih atas kerjasama dan bantuan jangka panjang mereka. Hanya dengan dukungan mereka, militer dapat berhasil melakukan latihan dan pelatihan," lanjutnya.

Baca Juga: Taiwan Diperas AS hingga Kering Kerontang: Terjebak dalam Kelicikan Pembelian Senjata

Sementara itu, militer Taiwan meluncurkan drone Teng Yun 2 Cloud Rider, yang dikembangkan oleh Institut Sains dan Teknologi Nasional Chung-Shan Taiwan (NCSIST).

Mencetak rekor penerbangan baru pada Minggu, drone ini tidak hanya terbang selama lebih dari 10 jam, tetapi juga sepenuhnya mengelilingi Taiwan.

Ini menunjukkan kemampuan penerbangan dan pengawasan jarak menengah hingga jarak jauh.

Pada Sabtu lalu, Teng Yun 2 Nomor 1812 lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Chiashan di Kabupaten Hualien, dalam misi pengawasan dan pengintaian wilayah udara yang disimulasikan.

Liberty Times melaporkan bahwa ini pertama kali untuk drone tersebut melakukan perjalanan ke utara di sepanjang wilayah udara timur Taiwan, sebelum berbelok ke barat laut untuk memasuki sudut timur laut ADIZ

Drone itu kemudian berbelok sebentar ke barat, kemudian menuju barat daya di sepanjang sektor barat zona pertahanan udara, dan tepat di timur garis median.

Setelah melewati garis tengah, drone berbelok lagi ke tenggara, dan drone ini pun menyelesaikan uji terbang 10 jam di sekitar ADIZ

Setengah jalan ke sudut barat daya ADIZ, kemudian terbang ke timur.

Begitu tiba di sudut tenggara zona itu, drone terbang ke utara hingga mencapai titik awalnya di Hualien pada Minggu, pukul 5:02 pagi.

Seluruh waktu penerbangan adalah 10 jam dan 16 menit, memecahkan rekor durasi untuk drone asli.

Selama penerbangan uji pertamanya pada medio Mei 2022, drone terbang selama tiga jam.

Surat kabar itu mengutip para pejabat yang menyatakan bahwa sejak perang Rusia-Ukraina pecah, UCAV telah menarik perhatian dari sejumlah negara.

Selain memasukkan UCAV ke dalam Latihan Han Kuang, Kementerian Pertahanan Nasional juga telah meminta NCSIST untuk mempercepat penelitian dan pengembangan drone tersebut.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Joseph Wu dalam mengungkapkan fakta terbaru terkait ancaman China dalam wawancaranya dengan Tempo Media Group Indonesia, Minggu.

Berbicara dengan Pemred Tempo M Reza Maulana dan Redaktur Senior Ekonomi Efri Ucok Ritonga, Wu menyatakan, China telah sering mengirimkan pesawat tempur dan kapal perang di sekitar Taiwan.

China juga diklaim berusaha melumpuhkan Taiwan di kancah internasional.

Wu mengomentari pula pernyataan China di Tabloid Global Times (juga dimuat Kalbar.Terkini.com) lewat kementerian luar negerinya.

Menurutnya, klaim China bahwa Selat Taiwan bukan perairan internasional, adalah provokatif, mengancam, dan menciptakan ketidakstabilan regional.

Wu menunjukkan bahwa 'diplomasi prajurit serigala' China bertujuan untuk mewujudkan ambisi hegemoni regional China.

Ini termasuk perluasan pangkalan angkatan laut China di Ream, Kamboja, dan penandatanganan perjanjian keamanan dengan Kepulauan Solomon.

"Tindakan ini telah menarik perhatian masyarakat internasional," katanya.

Wu menekankan bahwa China tidak pernah memerintah Taiwan, yang memiliki pemerintahan yang dipilih secara demokratis, dan mengeluarkan mata uangnya sendiri.

"Mempertahankan status quo telah menjadi kebijakan konsisten Taiwan," katanya.

Menteri luar negeri menyatakan, Taiwan memahami bahwa menunjukkan kelemahan akan mengarah pada agresi.

Itulah sebabnya Taiwan secara aktif meningkatkan pertahanan nasionalnya, mengembangkan kemampuan perang asimetris, dan memperkuat infrastruktur mobilisasi nasionalnya.

Ini sebagai tanggapan terhadap ancaman militer China di mana pada saat yang sama, Taiwan mencari dukungan dari negara-negara yang berpikiran sama.

Komunitas internasional diklaim telah menunjukkan dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Taiwan berusaha untuk berkontribusi pada komunitas internasional, menunjukkan sepenuhnya bahwa itu adalah kekuatan untuk kebaikan di dunia," ujar Wu.

"Yang paling penting, Taiwan telah menunjukkan tekad untuk membela diri sendiri dan berjuang keras untuk keberadaan kita, kedaulatan kita, dan cara hidup kita yang demokratis dan bebas,” tambahnya.

Terkait perkembangan hubungan bilateral antara Taiwan dan Indonesia, Wu menyataan bahwa Indonesia selalu menganjurkan kebijakan luar negeri yang independen.

Indonesia juga berkomitmen untuk menjaga sentralitas ASEAN, dan Taiwan menghormati kebijakan luar negeri Indonesia.***

Sumber: Taiwan News

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: Taiwan News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x