Baca Juga: Italia Masih Berpotensi Lolos Piala Dunia 2022 Qatar, Iran Sedang Jalani Pemeriksaan FIFA
Pada Kamis lalu, Kepala IAEA dari PBB ini memperingatkan bahwa tindakan ini bisa menjadi paku terakhir dalam peti mati kesepakatan nuklir yang sudah compang-camping.
Ini karena Teheran dinilai terus memperkaya uranium ke tingkat yang lebih tinggi.
Perkembangan itu terjadi sehari setelah Dewan Gubernur IAEA mengecam Teheran karena gagal memberikan 'informasi yang kredibel' atas bahan nuklir buatan manusia,. yang ditemukan di tiga lokasi yang tidak diumumkan di Iran.
Hal ini juga mengikuti jalan buntu selama berbulan-bulan atas pembicaraan yang terhenti, yang bertujuan memulihkan kesepakatan nuklir dengan Iran pada 2015 dengan kekuatan dunia.
Baca Juga: Iran Klaim Produksi Sateb, Meriam Laser Penghancur Target di Udara
Ketegangan tetap tinggi di Timur Tengah yang lebih luas atas runtuhnya perjanjian itu.
Hal tersebut karena sanksi AS dan kenaikan harga pangan global telah mencekik ekonomi Iran yang sakit, memberikan tekanan lebih lanjut pada pemerintah dan rakyatnya.
"Ini, tentu saja, merupakan tantangan serius bagi kemampuan kami untuk terus bekerja di sana," kata Rafael Mariano Grossi, Direktur Jenderal IAEA.
Dia menambahkan bahwa akan menjadi pukulan fatal bagi kesepakatan nuklir Iran yang compang-camping.