Rusia Dimaki 'Babi' oleh ISIS Bergaya Ukraina

- 12 April 2022, 22:28 WIB
Putin Dianggap Pindahkan 90 Ribu Warga Ukraina ke Lokasi Terpencil, Termasuk Lingkaran Arktik
Putin Dianggap Pindahkan 90 Ribu Warga Ukraina ke Lokasi Terpencil, Termasuk Lingkaran Arktik /Reuters

KALBAR TERKINI - Operasi militer Rusia di Ukriana sejak 24 Februari 2022 memicu kemunculan sebuah video kontroversial bergaya ISIS yang memancing murka rakyat Rusia.

Ditampilan video tentang seorang wanita, yang tampaknya menggambarkan negara Ukraina, sedang menyampaikan pidato kebencian ke Rusia.

Dalam pakaiannya, terlihat gambar 'tahanan' berseragam militer Rusia yang berlutut di sisinya. Aktris itu menyebut Rusia sebagai 'babi', mengejek, dan menindas.

Baca Juga: Indonesia Jangan Lembek Ditekan Barat: Harus Damaikan Ukraina- Rusia di KTT G-20

Wanita itu menyatakan, Rusia membunuh orang Ukraina untuk waktu yang lama, dan juga mengklaim bahwa situasinya sekarang ini telah berubah.

Video tersebut, dilansir Kalbar-Terkini.com dari Russia Today, Senin, 11 April 2022, mulai diusut oleh Komite Investigasi Rusia sejak Senin.

Adapun video itu muncul di iklan sebuah media sosial Ukraina, yang menyerukan kekerasan terhadap tentara Rusia.

Baca Juga: Neo Nazi Ukraina Diduga Dalangi Pembantaian Bucha: Zelenskyy yang Yahudi Tega Tutup Mata?

Diklaim dibuat dengan gaya khas yang menyerupai video propaganda oleh teroris Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS), menampilkan eksekusi palsu terhadap seorang tentara Rusia.

Unggahan kontroversial itu muncul di media sosial selama akhir pekan, memicu kemarahan di Rusia.

“Sesuatu yang mengerikan membangunkan negara yang cinta damai dan penghasil biji-bijian," kata wanita di video itu.

Baca Juga: Rusia dan Ukraina Saling Dituding Soal Pembantian Warga Bucha, Kremlin: Video Mayat Muncul setelah Kami Mundur

"Sesuatu yang telah terbengkalai selama berabad-abad di perut bank Dneper, Dewa Ukraina purba dan antik.

Dan sekarang, kita menuai panen berdarah. Kematian menanti kalian semua,” katanya sambil 'menggorok' tenggorokan 'tahanan' dengan sabit.

Si wanita juga bersumpah akan membalas dendam untuk korban-korban yang tewas misterius di Bucha, kota di pinggiran barat laut Kiev, Ibukota Ukraina, serta kota-kota Ukraina lainnya yang diduga menderita di tangan pasukan Rusia.

Ukraina menuduh militer Rusia membantai warga sipil di Bucha pada awal April 2022, setelah pasukan Kremlin mundu dari kota itu.

Moskow membantah terlibat dalam kematian itu, dan bersikeras seluruh urusan Bucha adalah 'provokasi' yang dipentaskan oleh Kiev untuk menjebak militer negara itu.

Wanita yang muncul dalam video tersebut telah diidentifikasi sebagai Andrianna Kurilets, seorang aktris profesional kecil-kecilan dari Kota Lvov, Ukraina barat.

Namun, 'ketenaran' dan perhatian media yang dipertanyakan, tampaknya tidak banyak membantu aktris tersebut.

Ini karena aktris itu segera menghapus profil media sosialnya di tengah dampak dari penayangan perdana iklan tersebut.

Terlepas dari kemarahan secara online, peran itu juga mendorong penyelidikan kriminal oleh Komite Investigasi Rusia.

"Aktris itu menyuarakan seruan untuk kekerasan terhadap perwira Angkatan Bersenjata Rusia," kata komite itu dalam sebuah pernyataan pada Senin.

Dalam iklan tersebut, Kurilets menyuarakan pernyataan ekstremis, dan menggorok leher seorang pria dengan sabit sambil tersenyum.

"Video ini telah beredar di jejaring sosial dan berisi ujaran kebencian yang eksplisit, serta ancaman,” tambahnya.

Selama beberapa minggu terakhir, beberapa video grafis kehidupan nyata telah muncul dari Ukraina, menunjukkan pelecehan terhadap tentara Rusia yang telah ditawan.

Video mengganggu ini dimaksudkan untuk menunjukkan penyiksaan, pemukulan dan eksekusi langsung tahanan oleh pasukan Ukraina.

Moskow melancarkan serangan besar-besaran ke negara tetangga Ukraina sejak 24 Februari 2022, menyusul kegagalan Kiev untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan Rusia pada republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Perancis, dirancang untuk memberikan status khusus ke daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Rusia sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral, yang tidak akan pernah bergabung dengan aliansi NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan, serangan Rusia benar-benar tidak beralasan, dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana merebut kembali dua wilayah pemberontak dengan paksa.***

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Rusia Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah