Dengan demikian, PBB bisa saja dituding tak memiliki hatinurani, dan menganggap AS tidak bersalah atas masalah tersebut.
Pertemuan bertajuk 'Pertemuan Formula Arria DK PBB tentang Keamanan Biologis' pada Rabu lalu itu, juga dihadiri Igor Kirillov, Kepala Angkatan Pertahanan Radiasi, Kimia dan Biologi Angkatan Bersenjata Rusia.
Kirillov menegaskan, Washington sedang menciptakan laboratorium biologi di berbagai negara, dan menghubungkannya ke sistem terpadu.
Di wilayah yang berbatasan dengan Rusia dan China saja, Rusia menemukan sekitar 60 fasilitas biolab yang telah dimodernisasi sejak 2005, dengan dana dari militer AS.
Kirillov mencatat bahwa AS telah menghabiskan lebih dari lima miliar dolar untuk program biologi militer sejak 2005.
Baca Juga: Ukraina Dihantui Perampok Bersenjata, Penyelidikan Pembantaian Bucha Semakin Ribet
"Jaringan laboratorium di Ukraina dirancang untuk melakukan penelitian, dan memantau situasi biologis, yang terdiri dari 30 fasilitas di 14 lokasi berpenduduk,"
kata Kirillov.
Menurutnya, bahan-bahan yang sangat berharga dari laboratorium biologi di Ukraina, diekspor ke AS pada awal Februari 2022, dan sisanya harus dihancurkan, sebagaimana pula laporan TASS, kantor berita Negara Rusia.
Dai Bing, wakil tetap China untuk PBB menyatakan dalam pertemuan itu bahwa China dengan tegas menentang pengembangan, penimbunan, atau penggunaan senjata biologi dan kimia oleh negara mana pun, dalam keadaan apa pun.