Putranya yang berusia tujuh tahun, Myroslav, adalah satu dari 40 anak yang memulai hari pertama sekolah mereka pada Senin, 21 Maret 2022.
Dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, yang melaporkan dari Berlin, Selasa ini, Kerashchenko berada di sekolah darurat itu, hanya beberapa minggu setelah bergabung dengan jutaan orang yang membanjiri Eropa untuk melarikan diri dari perang di Ukraina.
Putri Zoriana, yang berusia tiga tahun, masih terlalu muda untuk hadir di kelas itu, yang diajar oleh Burcak Sevilgen dan Faina Karlitski, dua warga Ukraina yang juga melarikan diri ke Berlin.
Baca Juga: Begini Dampak Perang Nuklir Ukraina-Rusia: Orang Jantungan Dilarang Membaca!
Pelajaran, bagian dari inisiatif sukarela, akan mempersiapkan anak-anak untuk memasuki sistem sekolah reguler Berlin.
Dari selembar foto hasil jepretan The Associated Press, terlihat di papan tulis putih, ada tulisan 'I Love Ukraina', gambar sketsa kepala seekor kucing, dan juga kepala seekor kucing lain, yang sketsanya belum selesai digambar.
“Semua ini membuat saya emosional, ketika saya melihat semua bantuan dan solidaritas di sini,” kata Kerashchenko, warga Kota Vinnytsia di Ukraina tengah.
"Setiap hari, saya berharap kami dapat kembali ke Ukraina, tetapi itu terlalu berbahaya untuk saat ini, jadi untuk saat ini anak saya sangat senang bisa bersekolah di Jerman,” tambahnya dengan ata berlinang airmata.
Kelas-kelas untuk para pengungsi disatukan oleh Burcak dan Faina, yang hanya dalam dua minggu telah mengumpulkan dana, mengatur ruang kelas bebas sewa, dan mengiklankan program mereka di layanan pesan Telegram.
Anak-anak dengan gugup menggenggam buku pelajaran baru mereka, pensil tajam, dan penghapus, saat guru baru menyambut mereka.