Israel Dipimpin PM Baru, Netanyahu: Bennett 'Plinplan' Hadapi Iran, Musuh Utama!

- 14 Juni 2021, 04:50 WIB
PECAH KONGSI - Perdana Menteri Israel yang baru, Naftali Bennet Bennett (kanan), pernah menjadi kepala staf  Benjamin Netanyahu (kiri), perdana menteri sebelumnya,  sebelum hubungan keduanya retak./FOTO: REUTERS/
PECAH KONGSI - Perdana Menteri Israel yang baru, Naftali Bennet Bennett (kanan), pernah menjadi kepala staf Benjamin Netanyahu (kiri), perdana menteri sebelumnya, sebelum hubungan keduanya retak./FOTO: REUTERS/ /REUTERS

Dalam pidatonya, Netanyahu mengimbau  para pendukungnya untuk tetap menegakkan kepala meskipun kehilangan telah kekuasaan. "Kami akan terus bekerja sama," katanya.

“Saya akan memimpin Anda dalam perjuangan setiap hari melawan pemerintah sayap kiri yang berbahaya ini,  untuk menggulingkannya, dan dengan bantuan Tuhan, itu akan terjadi jauh lebih cepat daripada yang Anda pikirkan," tegasnya.

Berbeda dengan ejekan terus-menerus selama pidato Bennett, Kenesset benar-benar diam, menunjukkan rasa hormat,  selama Netanyahu berbicara, yang menunjukkan rasa hormat kepadanya. Satu-satunya yang mencela adalah pemimpin Partai Meretz, Nitzan Horowitz yang  menyebutkan tuduhan kriminal kepada Netanyahu di akhir pidato.

Meretz  adalah partai sayap kiri sosial demokrat dan hijau di Israel. Partai tersebut awalnya dbentuk pada 1992,  lewat penggabungan tiga partai, Ratz, Mapam,  dan Shinui. Pada masa kejayaannya di Knesset pada 1992 dan 1996,  Meretzmendapatkan 12 kursi. Dalam pemilu April 2019, partai tersebut memenangkan empat kursi.

Baca Juga: G-7 Lawan China: Ketika Negara Kaya Rayu Vaksin ke Negara Miskin

Meretz adalah partai sekuler yang merupakan solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina, keadilan sosial, HAM (khususnya agama, suku bangsa dan orientasi sekual), kebebasan beragama,  dan lingkungan. Meretz tergabuing dalam koalisi partai-partai sayap kiri Israel yang berhasil mengusung Bennett sebagai PM Israel.

Sementara itu, Netanyahu menyatakan dirinya berbicara atas nama jutaan pemilih Likud dan partai-partai satelitnya, serta juga mencatat keberhasilannya sebagai PM. Termasuk keberhasilannya memindahkan  Kedutaan Besar AS ke Yerusalem, pembangunan jalan dan kereta api baru, serta peningkatan kualitas hidup di Israel.

“Semua ini tidak terjadi secara kebetulan,” kata Netanyahu. “Itu terjadi karena kami menjalankan kebijakan keamanan yang cerdas dan terfokus,  yang membuat musuh kami membayar harganya.”

Menurutnya, Pemerintah Israel di masa kepemimpinannya telah mengawasi operasi 'berani' di belakang garis musuh untuk menjaga keamanan Israel. Prestasi itu mengubah Israel dari 'negara marjinal',  menjadi negara yang terkemuka. 

Baca Juga: Sering Dapat Cibiran Jadi Menteri Kabinet Jokowi, Prabowo: Saya Ingin Berbakti Kepada Indonesia

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah