Sambil Berteriak, Remaja Sakit Jiwa Tembak Mati Empat Orang!

- 17 April 2021, 03:27 WIB
PENEMBAKKAN MASSAL -  Tanpa alasan yang jelas, seorang remaja lelaki berusia 19 tahun melepaskan tembakan di Kantor FedEx, dekat bandara Indianapolis, Ibu Kota Negara Bagian Indiana, dan menewaskan empat orang./GAMBAR ILUSTRASI: PIXABAY/
PENEMBAKKAN MASSAL - Tanpa alasan yang jelas, seorang remaja lelaki berusia 19 tahun melepaskan tembakan di Kantor FedEx, dekat bandara Indianapolis, Ibu Kota Negara Bagian Indiana, dan menewaskan empat orang./GAMBAR ILUSTRASI: PIXABAY/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

INDIANAPOLIS, TERKINI - Tanpa alasan yang jelas, seorang remaja lelaki berusia 19 tahun melepaskan tembakan di halaman dan ruangan kantor pemrosesan Kantor FedEx, dekat bandara Indianapolis, Ibu Kota Negara Bagian Indiana, AS, menewaskan empat orang.

Peristiwa pada Kamis, 15 April 2021 malam waktu setempat ini, semakin tragis, karena tak ada karyawan yang bisa menghubungi kepolisian. Ini karena perusahaan  melarang karyawan membawa ponsel ke ruang kerja. Akibatnya,  pihak kepolisian terlambat tiba di TKP menyusul tewasnya pelaku, Brandon Scott Hole yang diduga bunuh diri usai beraksi.

Dikutip Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Sabtu, 17 April 2021,  pihak Polda Indianapolis masih memeriksa fasilitas di perusahaan jasa pengiriman tersebut. Rumah pelaku yang juga di kota itu  digeledah   polisi untuk mencari motif penembakan massal terbaru yang mengguncang AS.

Para penyelidik menggeledah sebuah rumah di Indianapolis yang terkait dengan Hole, dan menyita barang bukti. "Di antaranya,  komputer desktop dan media elektronik lainnya," kata para pejabat yang minta jatidirinya dirahasiakan.

Baca Juga: Distrik Beoga Pulih, Mama-mama sudah Berjualan di Pasar

Baca Juga: Aung Hlaing Gagal Dijadikan Penjahat Internasional: Kontribusi Suu Kyi Genosida Muslim Rohingnya

Baca Juga: Bantai Tentara, 19 Warga Dieksekusi: Tentara Tembak Pemuda Cacat di Masjid

Wakapolda Indianapolis Craig McCartt menyatakan, pihaknya  belum menemukan motif pria bersenjata itu melepaskan tembakan. Pelaku  awalnya menembaki orang-orang di tempat parkir secara acak kemudian masuk ke dalam gedung sambil terus menembak.

"Penembak tampaknya tewas karena bunuh diri sesaat sebelum polisi memasuki gedung. Tidak ada perlawanan dari siapa pun selama peristiwa di sana,” katanya. “Tidak ada gangguan, tidak ada argumen. Dia  menembak secara acak."

McCartt menambahkan, empat orang tewas di luar gedung, dan empat lainnya di dalam. Beberapa orang juga terluka, termasuk lima orang yang dibawa ke rumah sakit.

Pembantaian itu hanya memakan waktu beberapa menit. “Tidak berlangsung lama,” katanya. Petugas di kantor koroner memulai proses identifikasi korban pada Jumat,  16 April 2021  sore, sebuah proses yang menurut mereka akan memakan waktu beberapa jam. 

Menurut Kapolda Indianapolis Randal Taylor, sejumlah karyawan di FedEx kawasan tersebut adalah anggota komunitas Sikh dan Koalisi Sikh. Anggota komunitas ini termasuk di antara yang terluka dan terbunuh. 

Sementara itu, Koalisi Sikh yang mengidentifikasi dirinya sebagai organisasi hak sipil Sikh terbesar di AS, menyatakan bahwa  pihaknya mengharapkan pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan penuh - termasuk kemungkinan tertentu sebagai modus penembakkan. 

Direktur eksekutif koalisi, Satjeet Kaur mencatat dalam pernyataan bahwa lebih dari delapan ribu orang Sikh di AS tinggal di  Indiana.  

Bagi pihak keluarga korban, penantian untuk mendapatkan berita terbaru dari peristiwa ini terasa menyakitkan. Sebab,  karyawan tidak diizinkan membawa ponsel ke dalam gedung FedEx sehingga sulit untuk dihubungi. 

“Apa yang harus Anda lakukan saat Anda melihat notifikasi di ponsel, tetapi Anda tidak mendapatkan SMS dari anak Anda,  dan Anda tidak mendapatkan informasi, dan Anda masih tidak tahu di mana mereka berada?" kata Mindy Carson, seorang kerabat, Jumat pagi, sambil menahan air mata. 

Masih pada Jumat pagi, Carson mendengar bahwa putrinya Jessica, yang bekerja di FedEx ternyata baik-baik saja.  

Pihak FedEx sendiri berdalih dalam sebuah pernyataan bahwa akses ponsel dibatasi untuk sejumlah kecil pekerja di bandara, dan area penyortiran paket untuk mendukung protokol keselamatan, dan meminimalkan potensi gangguan.

Chairman dan Chief Executive Officer FedEx Frederick Smith menyebut penembakan itu sebagai tindakan kekerasan yang tidak masuk akal.

"Ini adalah hari yang menghancurkan, dan sangat sulit berkata-kata untuk menggambarkan emosi yang kita semua rasakan," tulisnya dalam email kepada karyawan.

Pembunuhan itu merupakan peristiwa  terbaru dari serangkaian penembakan massal baru-baru ini di seluruh negeri, dan penembakan massal ketiga pada 2021  di Indianapolis. Lima orang, termasuk seorang wanita hamil, ditembak dan dibunuh di kota itu pada Januari 2021. 

Kemudian,seorang pria dituduh membunuh tiga orang dewasa, sebelum menculik putrinya saat bertengkar di sebuah rumah pada Maret 2021.

Di negara bagian lain pada Maret 2021, delapan orang ditembak mati di bisnis pijat di daerah Atlanta, dan 10 orang tewas dalam baku tembak di supermarket di Boulder, Colorado.

Presiden Joe Biden menyatakan telah diberitahu tentang penembakan itu,  dan menyebut kekerasan bersenjata sebagai 'epidemi'  di AS.

“Terlalu banyak orang Amerika yang sekarat setiap hari karena kekerasan senjata. Itu menodai karakter kita,  dan menembus jiwa bangsa kita, ”katanya dalam sebuah pernyataan. 

Ketua DPR AS Nancy Pelosi menegaskan kengeriannya oleh penembakan itu,  dan menyerukan tindakan kongres tentang pengendalian senjata. 

"Saat kami berdoa untuk semua keluarga yang terkena dampak, kami harus bekerja segera untuk memberlakukan undang-undang pencegahan kekerasan senjata yang masuk akal, untuk menyelamatkan nyawa, dan  mencegah penderitaan ini," kata Ketua Partai Demokrat itu dalam sebuah tweet. 

Seorang saksi mata mengaku sedang bekerja di dalam gedung ketika mendengar beberapa tembakan secara berurutan. 

"Saya melihat seorang pria keluar dengan senapan di tangannya,  mulai menembak sambil meneriakkan kata-yang saya tidak mengerti," kata Levi Miller kepada WTHR-TV. “Saya akhirnya hanya  merunduk untuk memastikan dia tidak melihat saya, karena saya pikir dia akan melihat, dan akan menembak saya.” 

Seorang pria memberi tahu WTTV bahwa keponakannya sedang duduk di kursi pengemudi mobilnya ketika tembakan meletus, dan dia terluka. "Dia tertembak di lengan kirinya," kata Parminder Singh. Dia baik-baik saja, sekarang di rumah sakit." 

Gubernur Eric Holcomb memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang hingga Selasa, 20 April 2021, dan juga mengecam penembakan.

Chris Bavender, juru bicara kantor FBI di Indianapolis, menegaskan bahwa pihaknya membantu penyelidikan. 

 

Sumber: The Associated Press

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah