KALBAR TERKINI - Gunakan senapan berburu tradisional, warga pedalaman Myanmar terlibat kontak senjata dengan pasukan junta. Hingga Selasa, 6 April 2021, pertempuran terus berlangsung di sepanjang desa-desa dari ibu kota hingga Kota Kalay.
Mengangkat senjata sejak Minggu, 28 Maret 2021, warga Kalay menggunakan Tumi, sejenis senapan rakitan tradisional, yang berhasil menewaskan dua perwira Junta Myanmar.
Senjata berburu ini dikeluarkan dari rumah-rumah karena warga tak mau menambah daftar panjang 550 warga Myanmar yang sudah dibunuh oleh pihak junta sejak terjadinya kudeta terhadap kepemimpinan Aung San Suu Kyii, 1 Februari 2021.
Baca Juga: Seorang Kakek Tega Tikam Mati Istrinya
Baca Juga: Cari Korban Hilang di Balik Bebatuan, 128 Orang Dilaporkan Hilang di NTT dan NTB
Baca Juga: Jenazah ABK Tersangkut Jaring: Laka Laut Terjadi di Sejumlah Perairan Indonesia
Kotapraja Kalay sendiri membentang dari utara-selatan di sepanjang Lembah Kale yang dibelah oleh Sungai Neyinzaya dan Sungai Myittha yang mengalir ke utaraa. Wilayah baratnya dibatasi oleh kaki Perbukitan Chin, dan di timur oleh Pegunungan Mwegyi. Luas kotapraja ini adalah 2.337.74 kilometer persegi.
David dan Goliath
Dikutip Kalbar-Terkini.com dari Myanmar Now, Selasa, 6 April 2021, pertempuran pertama terjadi pada 28 Maret 2021 malam. Kota terpencil Kalay di wilayah Sagaing ini berubah menjadi pertempuran sengit. Ibarat perjuangan David melawan Goliath, warga bertempur melawan tentara dan polisi yang menggunakan senapan sniper, senapan mesin, dan granat tangan.