Pasukan Junta Kaget! Warga Pedalaman Melawan dengan Senapan Tradisional

- 6 April 2021, 20:13 WIB
WARGA PEDALAMAN - Warga pedalaman di Kalay, kota terpencil di Myanmar angkat senjata melawan pasukan junta. Mereka menggunakan senapan berburu  tradisonal melawan persenjataan lengkap pasukan rezim./MYANMAR NOW/
WARGA PEDALAMAN - Warga pedalaman di Kalay, kota terpencil di Myanmar angkat senjata melawan pasukan junta. Mereka menggunakan senapan berburu tradisonal melawan persenjataan lengkap pasukan rezim./MYANMAR NOW/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Warga terus bertarung,  walaupun harus menghadapi rentetan tembakan mematikan dalam hidup mereka. Empat dari mereka tewas malam itu, begitu pula dengan jumlah yang sama dari pihak junta, termasuk dua perwira.

Para pengunjuk rasa berhasil melukai 17 aparat bersenjata berat, suatu peristiwa yang benar-benar mengejutkan banyak orang. Setelah dua bulan perang melawan rakyat sendiri, baru kali pertama inilah pasukan pihak rezim menderita kerugian yang signifikan.  

Jika di hampir seluruh wilayah Myanmar, pihak rezim leluasa membunuh pengunjuk rasa, maka lain halnya dengan di Kalay.

“Memang benar senjata kami ini  tidak bisa dibandingkan dengan senjata mereka. Kami hanya pengunjuk rasa damai, yang membela apa yang kami yakini. Tetapi jika mereka datang dan menyerang kami, kami akan melawan dengan apa yang kami miliki, " tegas seorang warga.

Garis Pertahanan Terakhir

Medan pertempuran utama di Kalay pada 28 Maret 2021 adalah kamp di Jalan Bogyoke. Meskipun kamp itu dihancurkan malam itu, kamp tersbeut berhasil dibangun kembali esok harinya.

Lebih sepekan kemudian, kamp ini berdiri sebagai kubu gerakan protes lokal.

Namun,  pertahanan warga Kalay tidak terbatas pada kubu tersebut. Penduduk di desa-desa sepanjang perjalanan dari kota ke Kalay, juga memainkan peran kunci dalam melindungi mereka dari serangan junta yang bertekad untuk menghancurkan semua yang menentang.

Sebelum mencapai Kalay, pasukan rezim harus melewati desa-desa di sepanjang jalan raya utama dari Myanmar tengah. Di antaranya, Hnan Khar, Hantharwady, Taung Khin Yan, dan Myaunt Khin di wilayah Magway, dan Nat Chaung dan Nat Myaung, dekat Kalay di wilayah Sagaing.

Di masing-masing desa, warga yang hanya bersenjatakan senjata api tradisional yang sama dengan pengunjuk rasa di Kalay, bertempur melawan pasukan militer yang bersenjata lengkap. 

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah