Sudah 510 Orang Dibunuh, Militer Myanmar Kesetanan karena Narkoba?

- 30 Maret 2021, 20:46 WIB
DICECOKI NARKOBA? - Orang-orang membawa jasad Tun Tun Aung (14) yang ditembak di bagian dada oleh pasukan rezim di Mandalay, Myanmar, Senin, 22 Maret 2021.Tentara dan polisi di Myanmar ditengarai kuat dicecoki narkoba sehingga menjadi brutal./FOTO: TWITTER KHIN MYAT TREASA/
DICECOKI NARKOBA? - Orang-orang membawa jasad Tun Tun Aung (14) yang ditembak di bagian dada oleh pasukan rezim di Mandalay, Myanmar, Senin, 22 Maret 2021.Tentara dan polisi di Myanmar ditengarai kuat dicecoki narkoba sehingga menjadi brutal./FOTO: TWITTER KHIN MYAT TREASA/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Produksi narkoba di kawasan Segitiga Emas termasuk dalam kategori narkotika dan potential addictive. Aktivitas perdagangan narkotika di Asia Tenggara begitu besar, yang berasal dari Myanmar, dengan cara menyelundupkan ke perbatasan-perbatasan negara.

Perdagangan narkotika tidak hanya membahayakan stabilitas dan integritas negara, akan tetapi berpengaruh terhadap keamanan sosial negara.  Pada dekade 1970-an, tak sedikit tamtama tentara AS selama Perang Vietnam, yang menjadi beringas karena terjebak penggunaan narkoba.

Menurut laporan pada 1971, dilansir dari laman National Institute on Drug Abuse, Departemen Pertahanan AS menyebut, 51 persen angkatan bersenjatanya  telah menghisap mariyuana, 31 persen telah menggunakan psikedelik, seperti LSD, jamur mescaline dan psilocybin, dan tambahan 28 persen telah menggunakan obat-obatan keras, seperti kokain dan heroin.  

Tetapi penggunaan narkoba tidak hanya dibatasi oleh apa yang dapat dibeli secara ilegal di pasar gelap. Komando militer mereka juga banyak meresepkan pil kepada pasukan dengan alih-alih  peningkatan kinerja. 

Menurut laporan Komite Kejahatan DPR AS, angkatan bersenjata menggunakan 225 juta tablet stimulan antara 1966 dan 1969. Selain amfetamin, yang digunakan untuk meningkatkan daya tahan dalam misi yang lama, obat penenang diresepkan untuk membantu meredakan kecemasan dan mencegah gangguan mental.    

Anjing pun Ditembak

Keberingasan pihak junta hingga Senin malam kemarin, mengakibatkan empat orang, termasuk seorang pengamat, tewas dalam tindakan keras terhadap unjuk rasa anti-kediktatoran di Myingyan, Wilayah Kota Mandalay. Tentara dan polisi Myanmar dilaporkan kian kalap.  

"Mereka menembaki setiap bayangan, bahkan anjingnya," kata seorang saksi mata, sebagaimana dilaporkan Myanmar Now, Selasa ini. 

Tiga pengunjuk rasa ditembak mati di tempat kejadian, dan seorang pengamat yang terluka, meninggal pada Selasa pagi, menurut sumber setempat.

Para korban diidentifikasi sebagai Kyaw Min Zin yang berusia 33 tahun, Thu Htoo San yang berusia 28 tahun, Wai Lwin Oo yang berusia 21 tahun, dan Zaw Lin Tun, yang usianya tidak diketahui pada saat pelaporan. Wai Lwin Oo - pengamat - ditembak di bagian perut saat pasukan melepaskan tembakan.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah