KALBAR TERKINI - Dalam beberapa kasus, jenazah bayi, anak-anak hingga remaja yang terbunuh dalam konflik di Myanmar telah diambil paksa oleh aparat junta untuk dihancurkan. Cara biadab ini untuk menghapus bukti terkait adanya korban berusia belia sejak terjadinya kudeta militer terhadap kepemimpinan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021.
Salah satu jenazah yang beruntung tak direbut oleh aparat adalah Htet Myat Thwin (12). Bungsu dari tiga bersaudara, dan sedang bersiap masuk kelas 10 ini, tewas ditembak aparat ketika bersama warga lainnya sedang merayakan Hari anti-Fasis, Sabtu, 27 Maret 2021.
Sabtu itu, sebenarnya merupakan perayaan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar ke-74, sekaligus menandai perlawanan terhadap pendudukan Jepang. Dikutip Kalbar-Terkini.com dari Myanmar Now, Senin, 29 Maret 2021, Myat Thwin dimakamkan di kawasan Pathein, Sabtu kemarin.
Di antara kerumunan warga, Thawdar Tun menangis terisak-isak di samping peti mati puteranya, Htet Myat Thwin di rumah mereka di Kota Muse, Negara Bagian Shan utara, Myanmar, Sabtu, 27 Maret 2021.
Pemakaman Myat Thwin sendiri dilakukan sesuai tradisi agama Islam. “Anak saya sudah meninggal. Salah satu saudara laki-laki saya adalah tentara. Tahun 1988, dia dibunuh oleh pemberontak, dan sekarang anak saya dibunuh tentara, ” keluh ibunya.
Baca Juga: Waspadai Serangan Jemaah Islamiyah: Lebih Profesional dari JAD!
Baca Juga: Sejarah 29 Maret, 20.000 Pasukan Kesultanan Zulu di Afrika Dikalahkan Pasukan Britania Raya
Bayi pun Dibantai