Bantu Vietcong Usir AS dari Vietnam, Inilah Pasukan Khusus Korut

- 26 Maret 2021, 19:37 WIB
BERKACA DARI VETNAM- Pasukan khusus Korut sangat berjasa bagi pasukan Vietcong  ketika melawan dan mengusir AS  selama Perang Vietnam pada 1968. Fase pertama serangan Tet ini dilakukan hanya dengan 80 ribu personel reguler Vietcong. Banyak dari orang Vietnam ini adalah wajib militer yang kurang terlatih./FOTO:  NORTH KOREA NEWS/
BERKACA DARI VETNAM- Pasukan khusus Korut sangat berjasa bagi pasukan Vietcong ketika melawan dan mengusir AS selama Perang Vietnam pada 1968. Fase pertama serangan Tet ini dilakukan hanya dengan 80 ribu personel reguler Vietcong. Banyak dari orang Vietnam ini adalah wajib militer yang kurang terlatih./FOTO: NORTH KOREA NEWS/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Kelaparan ini mempengaruhi Korea Utara sampai sekarang. 

Pada 9 Oktober 2006, Korut menguji bom nuklir pertamanya yang berhasil. Meski bom ini relatif kecil, uji coba ini terlanjur memicu ketakutan ,dan kemarahan di komunitas internasional. Hal ini menyebabkan serangkaian sanksi internasional diberlakukan terhadap negara tersebut.  

Korut  membenarkan keberadaan senjata nuklirnya , dengan mengklaim bahwa senjata itu digunakan untuk pertahanan melawan invasi pimpinan AS. Namun, Korut juga mengancam akan menggunakan senjata ini secara agresif dan ofensif. 

Pada 4 Juli 2017, Korut meluncurkan rudal yang mampu mencapai AS. Ini memulai periode ketegangan yang disebut  'Krisis Rudal Korea' , karena memiliki kemiripan dengan Krisis Rudal Kuba. Meskipun rudal ini tidak dirancang untuk menjadi ICBM nuklir, rudal itu masih merupakan prototipe yang sukses.  

Korut melakukan serangkaian ancaman dan tindakan agresi baru, juga mengancam akan menyerang Australia, Guam, dan meluncurkan dua rudal langsung ke atas Jepang. Sanksi pun diberlakukan terhadap Korut serta juga beberapa sekutunya,  termasuk China. 

Pernah dilaporkan bahwa ketika terjadi bencana kelaparan di Korut, militer mencuri dari petani mereka sendiri untuk bertahan hidup.

Pada 3 September 2017, Korut  mengklaim meledakkan bom hidrogen pertamanya, dengan perkiraan hasil ledakan 50-120 kiloton.

Pada Oktober 2017, sebagai tanggapan atas latihan militer yang dipimpin AS, Korut membuat tawaran untuk menghentikan penelitian nuklir lebih lanjut dengan imbalan diakhirinya latihan tersebut.   

Pada 2018,  terjadi negosiasi diplomatik yang signifikan antara kedua Korea. Belakangan, Korut  menghancurkan beberapa pos militer di DMZ pada akhir musim gugur. Hal ini diduga disengaja untuk  menguji kemampuan ofensif pasukan operasi khususnya, serta isyarat Korut kepada musuh potensial. 

Isyarat Korut ini: jika musuhnya mencoba memulai perang, maka pembalasan akan datang dalam berbagai bentuk. Tidak hanya serangan rudal dan artileri, melainkan  juga pengerahan 180 ribu personel elit. yang mampu melakukan infiltrasi dan sabotase.  

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah