Ledek AS, Korut Uji Rudal Balistik: Jepang dan Korsel Panik

- 25 Maret 2021, 18:51 WIB
RUDAL BALISTIK KORUT - Kim Dong-yub, seorang analis dari Institut Kajian Timur Jauh Korea Selatan, mengatakan, data  menunjukkan bahwa uji coba rudal balistik Korut kemungkinan untuk menguji sistem bahan bakar padat baru yang meniru model rudal balistik seluler 9K720 Iskander buatan Rusia./NHK NEWS/
RUDAL BALISTIK KORUT - Kim Dong-yub, seorang analis dari Institut Kajian Timur Jauh Korea Selatan, mengatakan, data menunjukkan bahwa uji coba rudal balistik Korut kemungkinan untuk menguji sistem bahan bakar padat baru yang meniru model rudal balistik seluler 9K720 Iskander buatan Rusia./NHK NEWS/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Negosiasi mengenai program nuklir Korut tersendat, setelah runtuhnya KTT kedua Kim dengan Presiden Donald Trump pada Februari 2019, ketika AS menolak tuntutan Korut untuk pencabutan sanksi besar, dengan imbalan penyerahan sebagian dari kemampuan nuklirnya.

Sejak pertemuan pertama Trump dengan Kim pada 2018, Korut belum melakukan uji coba nuklir atau rudal jarak jauh, meskipun para analis yakin bahwa pihak Korut telah melanjutkan kedua program tersebut.

Korut terus melanjutkan uji coba rudal jarak pendek dan menengah selama penangguhan uji coba nuklir dan jarak jauh, memperluas kemampuannya untuk menyerang target di Korea Selatan dan Jepang, termasuk pangkalan AS di sana. 

Kim Dong-yub, seorang analis dari Institut Kajian Timur Jauh Korea Selatan, mengatakan bahwa data  menunjukkan, Korut kemungkinan menguji sistem bahan bakar padat baru yang meniru model rudal balistik seluler 9K720 Iskander Rusia. 

Rudal terbang rendah, yang menurut para analis berpotensi memiliki kemampuan nuklir, dirancang untuk dapat bermanuver, sehingga memiliki peluang lebih baik untuk menghindari sistem pertahanan rudal. 

Korut telah melakukan setidaknya 16 peluncuran rudal ini, dan sistem jarak pendek baru lainnya pada 2019- 2020. Trump telah dituduh memberi Korut ruang untuk mengembangkan persenjataannya meskipun ada ancaman ke Korea Selatan dan Jepang. 

Jika Biden mengambil pendekatan berbeda dengan memberlakukan sanksi tambahan atas peluncuran balistik jarak pendek, maka Korut dapat menggunakannya sebagai alasan untuk tes yang lebih provokatif. "Termasuk yang melibatkan sistem rudal yang diluncurkan kapal selam,"  kata Cheong Seong-Chang, seorang analis di Institut Sejong, Korea Selatan.

Pekan lalu, adik perempuan Kim Jong Un mencaci AS terkait putaran terakhir latihan militer gabungan dengan Korea Selatan, Maret 2021 ini. Dia  memperingatkan Washington untuk menahan diri dari upaya menimbulkan bau busuk, jika ingin 'tidur dalam damai' selama empat tahun ke depan. 

Tes jarak pendek Korut pada hari Minggu adalah penembakan rudal pertama yang diketahui sejak April 2020. Biden mengecilkan peluncuran itu dengan berkata kepada wartawan: "Tidak ada kerutan baru dari apa yang mereka lakukan."

Sementara itu, North Korea News melaporkan, kedua rudal ditembakkan dari daerah Hamju Korea Utara di Provinsi Hamgyong Selatan, pukul 7:06 pagi dan 7:25 pagi.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah