Terlanjur Muak, Warga berbagai Ras di AS Berdemo anti-Rasisme

- 21 Maret 2021, 09:02 WIB
DEMO ANTIRASIS-  Ratusan warga AS berkumpul di taman di seberang Capitol Negara Bagian Georgia di Kota Atlanta untuk menuntut keadilan bagi para korban penembakan di bisnis pijat beberapa hari sebelumnya, Sabtu, 20 Maret 2021 di Atlanta./FOTO AP/CANDICE CHOI/
DEMO ANTIRASIS- Ratusan warga AS berkumpul di taman di seberang Capitol Negara Bagian Georgia di Kota Atlanta untuk menuntut keadilan bagi para korban penembakan di bisnis pijat beberapa hari sebelumnya, Sabtu, 20 Maret 2021 di Atlanta./FOTO AP/CANDICE CHOI/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Mereka mengecam rasisme, xenofobia, dan kebencian terhadap wanita sambil melambaikan tangan dan bersorak untuk para pembicara yang bergantian tampil. Di antaranya, wakil rakyat perwakilan Georgia yakni Bee Nguyen, orang Vietnam-Amerika pertama yang duduk di Georgia House. 

Pada 2020, Parlemen Georgia mengesahkan undang-undang kejahatan terkait kebencian sehingga memungkinkan hukuman tambahan untuk pelanggaran tertentu, jika dimotivasi oleh ras, warna kulit, agama, asal negara, jenis kelamin, orientasi seksual atau kecacatan korban. Kejahatan rasial bukanlah kejahatan yang berdiri sendiri di bawah hukum, tetapi dapat digunakan untuk menambah hukuman setelah seseorang dihukum karena kejahatan lain.

“Tidak peduli bagaimana Anda ingin memutarnya, faktanya tetap sama. Ini adalah serangan terhadap komunitas Asia, ” kecam Nguyen yang sering menjadi pendukung wanita dan komunitas kulit berwarna.

Nguyen mencatat, penembak menargetkan bisnis yang dioperasikan oleh wanita keturunan Asia. “Mari bergandengan tangan dengan komunitas kita dan menuntut keadilan. Tidak hanya bagi para korban ini, tetapi juga untuk semua korban supremasi kulit putih,” katanya. 

Ratusan warga lain berkumpul di taman terpisah di jantung pusat Atlanta. Mereka berbaris di jalan-jalan untuk bergabung dalam rapat umum yang massanya berjumlah lebih besar. Mereka meneriakkan slogan-slogan, seperti:  'Hentikan kebencian Asia' dan 'Kami adalah seperti apa adanya, Amerika!' 

Frankie Laguna (23)  yang dibesarkan di Atlanta dan tinggal di Tennessee, adalah pengurus grup itu. Di hadapan massa, Frankie menyatakan bahwa dia adalah orang pertama di keluarganya yang lahir di AS setelah ibunya datang dari Taiwan. 

“Saya muak diremehkan dan dihiperseksualkan serta dibenci, karena siapa saya, sesuatu yang tidak dapat saya ubah,” katanya saat kelompok itu mulai berbaris menuju Capitol. 

Frankie juga berpartisipasi dalam protes pada musim panas lalu yang melawan ketidakadilan rasial dan kebrutalan polisi. “Saya lelah harus berada di sini setiap tahun untuk bertarung dalam pertarungan yang sama,” katanya. 

Bernard Dong (24), seorang mahasiswa asal China di Georgia Tech, menyatakan bahwa dia menghadiri protes di seberang Capitol untuk menuntut hak, tidak hanya untuk orang Asia, melainkan untuk semua minoritas.  “Seringkali orang Asia terlalu pendiam, tapi waktu berubah,” ujarnya. 

Dong menyatakan 'marah dan muak' atas peristiwa penembakan dan kekerasan yang berlanjut pada 2021 terhadap orang Asia, minoritas, dan wanita. 

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah