Pembantaian di AS Meningkat, Biden Dianggap Nafikan Warga Asia-Amerika

- 19 Maret 2021, 21:53 WIB
 KORBAN RASISME -  Monthanus Ratanapakdee berdoa di Kuil Nagara Dhamma di San Francisco, 22 Februari 2021, sambil memegang foto ayahnya, seorang pensiunan auditor berusia 85 tahun dari Thailand yang terbunuh setelah dibanting. Serangan fatal terhadap seorang pria tua yang tidak berdaya adalah episode menakutkan terbaru bagi orang Asia-Amerika, banyak di antaranya telah mengalami ejekan rasis, kata-kata kasar, dan lebih buruk lagi selama pandemi virus korona./THE DENVER POST/
KORBAN RASISME - Monthanus Ratanapakdee berdoa di Kuil Nagara Dhamma di San Francisco, 22 Februari 2021, sambil memegang foto ayahnya, seorang pensiunan auditor berusia 85 tahun dari Thailand yang terbunuh setelah dibanting. Serangan fatal terhadap seorang pria tua yang tidak berdaya adalah episode menakutkan terbaru bagi orang Asia-Amerika, banyak di antaranya telah mengalami ejekan rasis, kata-kata kasar, dan lebih buruk lagi selama pandemi virus korona./THE DENVER POST/ / KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

ATLANTA, KALBAR TERKINI -  Presiden Joe Biden pribadi bakal kehilangan dukungan warga Amerika keturunan Asia (Asia-America) menyusul kencangnya serangan rasial terhadap warga Asia-America. Biden dianggap menafikan suara warga ini yang sebenarnya diberikan kepada Wakil Presiden Kamala Harris, orang pertama keturunan Asia Selatan yang memegang jabatan nasional.

Hal ini terpicu lewat  pidato Biden, lima hari sebelum penembakan mati terhadap empat wanita Korea di tiga panti pijat di Kota Atlanta, Negara Bagian Georgia. Dalam pidato pertamanya di depan publik sebagai presiden, Kamis, 11 Maret 2021, Biden  menyatakan, serangan rasial terhadap warga Asia-America memang terjadi,  tapi mereka 'bukan orang Amerika'.

Pada Selasa, 16 Maret 2021, delapan wanita dibunuh di tiga panti pijat di Atlanta, empat di antaranya wanita Korea. Pelakunya, Robert Aaron Long (21) asal Negara Bagian Texas, menurut kepolisian setempat, membunuh karena untuk melawan godaan dari para wanita seksi ini, mengingat dirinya seorang pecandu seks.

Baca Juga: Kecam Anti-Asia di Amerika, Rihanna: Saya Merasa Sedih untuk Komunitas Asia

Baca Juga: Produktif di Masa Pandemi Covid-19, Raisa Rilis Singgle Ragu

Baca Juga: Di AS, 'Wabah' Membunuh Orang Asia Tiga Abad Silam, Kini Terulang

Adapun pernyataan pihak kepolisian ini pun dianggap menutupi motif sebenarnya menyusul kian kencangnya gelombang serangan fisik  maupun non-fisik terhadap warga Asia-America dari kaum kulit putih, suatu etnis yang sebenarnya sama-sama pendatang, dan nota bene pada masa lalu membunuh pribumi Amerika: Indian.

Serangan rasis - yang awalnya menyasar semua warga Asia-America, telah menargetkan warga Asia-America keturunan Tiongkok, dengan dalih mereka berasal dari suatu negara yang dituduh sebagai sarang dan pusat penyebaran pandemi Covid-19, virus mematikan yang membuat perekonomian AS gonjang-ganjing.

Dikotomi Menyakitkan

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah