MOSKOW, KALBAR TERKINI - Hubungan Rusia-AS kian memanas dan terancam retak menyusul terjadinya saling tuding terkait kasus HAM di negara masing-masing. 'Perang kata-kata' lewat media ini masih diuntungkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dengan gaya khasnya.
Tuduhan Presiden AS Joe Biden bahwa Putin adalah pembunuh dalam kasus aneksasi Krimea di Ukraina, malah dijawab Putin dengan sajak filosofis yang dihafalnya sejak kanak-kanak. Kala itu, ketika dihina oleh lawan, maka Putin kecil bersama teman-temannya hanya menjawab: "Nama yang Anda panggil adalah diri Anda sendiri."
"Ini bukan hanya lelucon kekanak-kanakan. Namun maknanya dalam: 'Kami melihat kualitas kami sendiri dari pria lain, kami pikir dia seperti kami, dan menilainya sesuai dengan itu," tambahnya sebagaimana dikutip Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Kamis, 18 Maret 2021.
Baca Juga: Di AS, 'Wabah' Membunuh Orang Asia Tiga Abad Silam, Kini Terulang
Baca Juga: Rasisme Mewabah di AS, Waspadalah Perantau Asia!
Baca Juga: Adik Kandung Kim Jong Un Gertak Joe Biden, Jangan Buat Bau Busuk Jika Ingin Tenang 4 Tahun
Menurut Putin, pernyataan Biden tentang dia (disebut pembunuh) mencerminkan masalah, dan sejarah masa lalu dan terkini AS sendiri. Pemimpin Rusia itu merujuk pemboman atom AS di Jepang selama Perang Dunia II dan masa lalu AS dalam membantai etnis Indian, penduduk asli AS, dan perbudakan.
Semua peristiwa itu, disebut oleh Putin, sebagai warisan masa lalu yang menyakitkan dan membebani AS. “Kalau tidak, dari mana asal gerakan Black Lives Matter (gerakan rasisme anti-warga AS keturunan Afrika)," katanya.
Saling serang lewat media terjadi menyusul sebuah laporan yang tidak diklasifikasikan dari kantor Direktur Intelijen Nasional AS, yang mengklaim telah menemukan keterlibatan Putin sebagai yang berwenang mempengaruhi operasi untuk mencoba membantu Donald Trump kembali memenangkan Pilpres AS pada November 2020.