Baik Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint sebagian besar telah ditahan tanpa komunikasi sejak kudeta 1 Februari 2021, dan hanya muncul untuk persidangan melalui video langsung.
Banyak menteri utama NLD juga telah didakwa berdasarkan undang-undang yang melarang menimbulkan ketakutan atau kekhawatiran publik dan menghasut orang untuk melakukan pelanggaran terhadap negara. Anggota
kabinet lainnya masih menjadi tahanan rumah.
Baca Juga: Mendapat Ancaman Tindakan PBB, Militer Myanmar Bergeming
Korban Berjatuhan
Meskipun PBB sudah meminta pemerintah junta untuk menahan diri rezim militer Myanmar dilaporkan terus membunuh rakyatnya sendiri. Hingga Jumat, 5 Maret 2021 pagi, seorang pria tertembak mati di Kota Mandalay.
Dalam aksi protes puluhan ribuan orang, Jumat, 5 Maret 2021, polisi dan tentara menembak leher pembuat furnitur bernama Zaw Myo (27) di persimpangan jalan ke-114 dan ke-49. Saksi mata mengatakan bahwa sebelum Zaw Myo ditembak, dia telah mengibarkan bendera sebagai upaya untuk memberi isyarat gerakan kepada para pengunjuk rasa.
Demonstrasi massal itu dipimpin oleh para insinyur yang mengenakan helm konstruksi sebagai perlindungan terhadap kemungkinan tindakan keras. Di antara korban-korban yang tewas, beberapa jenazah berhasil diidentifikasi media.
Di antaranya yang tewas pada Rabu, 3 Maret 2021 yakni seorang lelaki bernama Myo Naing (37) yang mengalami luka tembak di dada, dan seorang remaja puteri, Kyel Sin (10) yang yang ditembak di sisi kepala.