Abdul mengimbau Sekretaris Jenderal PBB dan organisasi hak asasi manusia internasional untuk memperhatikan 'drama India tersebut'. "Kami berharap, delegasi dapat melaporkan situasi sebenarnya di sini secara obyektif, dan mengungkap wajah nyata terorisme India kepada dunia," tambahnya.
Pemimpin LMKJ ini menegaskan, seluruh dunia tahu bahwa rakyat Kashmir menuntut hak mereka untuk menentukan nasib sendiri melalui pemungutan suara di bawah resolusi PBB. Upaya merdeka ini diklaim telah mempertaruhkan jiwa dan uang yang belum pernah terjadi dalam beberapa dekade terakhir.
Sementara itu, Ketua GRJK, Mir Shahid Saleem dalam sebuah pernyataannya di Jammu, menegaskan bahwa kunjungan para diplomat asing hanya penutup mata untuk menyesatkan pendapat dunia tentang Kashmir.
"Seluruh dunia tahu kenyataan pahit tentang Kashmir, dan India tidak akan pernah berhasil menipu dunia di Kashmir," tegasnya.
Ditambahkan, masalah Kashmir diakui secara internasional sehingga seharusnya dapat diselesaikan melalui dialog tripartit antara India, Pakistan, dan para pemimpin asli Kashmir sendiri, sejalan dengan resolusi PBB.
Ditambahkan, penutupan total banyak kawasan di Kashmir lewat aksi demo masyarakat selama kunjungan delegasi asing, bisa membuka mata India dan seluruh dunia tentang kerinduan Kashmir untuk merdeka.
Senada itu, Ketua Gerakan Keselamatan Jammu dan Kashmir, Altaf Ahmed Butt mengecam kunjungan tersebut. Para delegasi asing dianggapnya hanya berinteraksi dengan anggota Dewan Pembangunan Distrik (DDC) yang baru saja dilantik, dan beberapa anggota LSM tertentu.
“Para anggota delegasi tidak bertemu dengan para pemimpin yang menentang, atau mencoba sendiri untuk mengamati situasi. Ratusan pemimpin Hurriyat dan aktivis telah mendekam di penjara dan pusat penyiksaan, namun, anggota (diplomat asing) ini lebih suka mengunjungi rumah gubernur, pimpinan militer, dan menikmati kunjungan ke resor wisata di Gulmarg," kecamnya.
Baca Juga: Unjuk Rasa Menggila di Spanyol, Massa Bakar Toko dan Bank
Tiga Warga Tewas