Paska Kematian Khadafi, Libya Ibarat Neraka Jahanam

- 18 Februari 2021, 01:21 WIB
PENGUNGSI: Kaum pengungsi di Libya dilaporkan diperlakukan bagai bukan manusia. Dipekerjakan secara paksa, jadi korban pembunuhan atau pelecehan seksual, sudah menjadi bagian dari romantika keseharian mereka./LIBYAN CLOUD NEWS AGENCY-TRIPOLI/
PENGUNGSI: Kaum pengungsi di Libya dilaporkan diperlakukan bagai bukan manusia. Dipekerjakan secara paksa, jadi korban pembunuhan atau pelecehan seksual, sudah menjadi bagian dari romantika keseharian mereka./LIBYAN CLOUD NEWS AGENCY-TRIPOLI/ /Kalbar Terkini/Oktavianus Cornelis

Dilansir Kalbarterkini.com dari laman Amnesti Internasional, 24 September 2020, kerjasama ini, antara lain, UE menyediakan perahu cepat, pelatihan, dan bantuan dalam koordinasi operasi kelautan untuk memastikan orang-orang itu tidak bisa melarikan diri menggunakan perahu dari Libya.

Mereka bisa dicegat di laut dan dibawa kembali ke Libya. Selama periode ini, diperkirakan 60 ribu pria, wanita dan anak-anak telah ditangkap di laut dan diturunkan di Libya oleh Penjaga Pantai Libya (LCG) dukungan UE. Jumlah mereka sebanyak 8.435 pada 1 Januari dan 14 September 2020.  

Baca Juga: Murka Pelanggaran HAM di Kamp Uighur, Biden: Awas, China akan Bayar Mahal

Didorong oleh keinginan untuk menghentikan kedatangan dengan segala cara, UE menawarkan dukungan penuh kepada Libya. Dukungan ini tanpa mengindahkan hak asasi manusia.

Bukan hanya itu. Menurut Diana Eltahawy, Wakil Direktur Regional Amnesti Internasional untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, kehidupan pengungsi di Libya identik dengan pembunuhan di luar hukum, penghilangan paksa; penyiksaan, pemerkosaan atau kekerasan seksual dan penahanan sewenang-wenang.

Baca Juga: Teganya! Afghanistan Masih Berdarah, Pasukan Selandia Baru Ancang-ancang Mundur

Tak sedikit pula pengungsi yang dipaksa bekerja di fabrik-fabrik-tembakau di Tripoli yang kemudian memperlakukan mereka secara kejam. “Libya adalah negara yang tercabik-cabik oleh perang selama bertahun-tahun," katanya. 

Peperangan yang panjang ini menciptakan lingkungan yang sangat bermusuhan kala semua orang Libya mencari nafkah supaya tetap hidup. Penduduk memusuhi kaum pengungsi dan migra. Alih-alih dilindungi, dewasa ini mereka malah menjadi korban pelanggaran HAM yang mengerikan.*** 

Editor: Oktavianus Cornelis

Sumber: Amnesti Internasional   

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah