Rusia Sebut Tentang Yahudi Bunuh Diri, Orang Israel pun Mengamuk!

8 Mei 2022, 14:42 WIB
Penyusup Neo Nazi Berencana Ledakkan Depot Kimir, Sipil Rusia Mulai Diusir /Reuters/Marko Djurica/

KALBAR TERKINI – Lebih dari enam juta orang Eropa keturunan Yahudi telah dibunuh oleh rezim Nazi di Jerman pimpinan Adolf Hitler selama Perang Dunia II.

Tatkala Israel berdiri maka tak salah jika negara itu memperkuat pertahanannya sekaligus traumatik atas Holokaust tersebut.

Pernyataan ini mengakibatkan hubungan antara Rusia dan Israel memanas.

Baca Juga: Neo Nazi Serukan Penggal Kepala Anak-anak Rusia: Tersangka Utama Pembantaian Bucha

Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid pada Senin, 2 Mei 2022, mengecam pernyataan Lavrov sekaligus memanggil Duta Besar Rusia untuk Israel terkait ‘klarifikasi’.

Pernyataan ini muncul karena v operasi militer Rusia ke Ukriana diklaim oleh Kremlin untuk nelakukan ‘de-militerisasi’ dan ‘de-Nazifikasi’ menyusul banyaknya fans dan kelompok Neo Nazi di negara Eropa Timur itu.

Walaupun Presiden Volodymyr Zelensky sendiri memang berdarah Yahudi.

Baca Juga: Neo Nazi Ukraina Diduga Dalangi Pembantaian Bucha: Zelenskyy yang Yahudi Tega Tutup Mata?

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, 2022, dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Moscow Times yang mengutip laporan AFP, Senin, Israel telah berusaha untuk menjaga keseimbangan antara kedua belah pihak.

Tetapi pernyataan menteri luar negeri Rusia ke saluran Italia memicu kemarahan di Israel.

Berbicara kepada media Italia dalam sebuah wawancara yang dirilis pada Minggu, 1 Mei 2022.

Lavrov mengklaim bahwa Zelensky ‘mengajukan argumen tentang jenis Nazisme apa yang dapat mereka miliki jika dia sendiri adalah orang Yahudi’.

Baca Juga: Neo Nazi Ukraina Dalangi Pembantaian Massal di Bucha dan Zelensky Tutup Mata demi NATO?

Lavrov, menurut transkrip yang diposting di situs Kementerian Luar N egeri Rusia, kemudian menambahkan: "Saya bisa saja salah, tetapi Hitler juga memiliki darah Yahudi."

Lapid pun langsung menanggapinya sebagai ‘pernyataan serius’, dan mengutuk komentar tersebut.

"Pernyataan Menteri Luar Negeri Lavrov adalah pernyataan yang tidak dapat dimaafkan dan keterlaluan serta kesalahan sejarah yang mengerikan," kecam Lapid.

"Orang-orang Yahudi tidak membunuh diri mereka sendiri dalam Holocaust.

Baca Juga: Neo-Nazi Berhasil Menyusup ke Ukraina, Tikam Presiden Berdarah Yahudi dari Belakang

Tingkat rasisme terendah terhadap orang Yahudi adalah menuduh orang Yahudi sendiri antisemitisme,” lanjutnya.

Dani Dayan, Direktur Yad Vashem, Pusat Peringatan Holocaust Dunia di Israel, juga mengkritik pernyataan Lavrov, dan menyebutnbya sebagai pernyataan tidak berdasar, delusi, berbahaya, yang pantas untuk dikutuk.

Sementara itu, Zelensky dalam pidatonya pada akhir Maret 2022 di Parlemen Israel, Zelensky meminta Israel untuk ‘membuat pilihan’ dengan mendukung Ukraina melawan Rusia, dan meminta negara Yahudi untuk menyediakannya senjata.

Israel telah menyediakan helm dan rompi antipeluru kepada petugas penyelamat Ukraina, tetapi baru-baru ini tidak memasok negara itu dengan senjata, kata para pejabat Israel.

Kata ‘holokaus’ sendiri berasal bahasa Yunani: ‘holókaustos, hólos, seluruh’, dan ‘kaustós: terbakar’; dikenal pula sebagai Shoah (bahasa Ibrani: HaShoah, ‘bencana").

Artinya, genosida terhadap kira-kira enam juta penganut Yahudi Eropa selama Perang Dunia II, suatu program pembunuhan sistematis yang didukung oleh negara Jerman Nazi, dipimpin oleh Hitler yang berlangsung di seluruh wilayah yang dikuasai Nazi.

Dari sembilan juta Yahudi yang tinggal di Eropa sebelum Holokaus, dilansir dsari Wikipedia, sekitar dua pertiganya tewas.

Secara khusus, lebih dari satu juta anak Yahudi tewas dalam Holokaus, serta kira-kira dua juta wanita Yahudi dan tiga juta pria Yahudi.

Beberapa pakar berpendapat bahwa definisi Holokaus harus meliputi pula genosida Nazi terhadap jutaan orang dalam kelompok lain selain Yahudi.

Di antaranya, orang Rom, komunis, tawanan perang Soviet, warga Polandia dan Soviet, homoseksual, orang cacat, Saksi Yehuwa dan musuh politik dan keagamaan lainnya, yang menjadi korban terlepas apakah mereka berasal dari etnis Jerman atau bukan.

Ini adalah definisi yang paling umum digunakan sejak akhir Perang Dunia II hingga tahun 1960-an.

Jika menggunakan definisi ini, maka jumlah keseluruhan korban Holocaust adalah 11 hingga 17 juta jiwa.

Penyiksaan dan genosida dilakukan dalam beberapa tahap.

Sejumlah hukum untuk menghapuskan keberadaan orang Yahudi dari masyarakat sipil, yang paling terkenal adalah Hukum Nuremberg, diberlakukan di Jerman Nazi bertahun-tahun sebelum dimulainya Perang Dunia II.

Kamp konsentrasi didirikan yang di dalamnya para tahanan diharuskan melakukan kerja paksa hingga mereka mati akibat kelelahan atau penyakit.

Ketika Jerman menaklukan wilayah baru di Eropa Timur, satuan khusus yang disebut Einsatzgruppen membantai musuh-musuh politik melalui penembakan massal.

Nazi memerintahkan orang Yahudi dan Rom untuk dikurung di ghetto sebelum dipindahkan dengan kereta barang ke kamp pemusnahan.

Di sana, jika mereka selamat dalam perjalanan, sebagian besar dari mereka secara sistematis dibunuh di dalam kamar gas.

Setiap bagian dari birokrasi Jerman Nazi terlibat dalam logistik yang berujung pada genosida, mengubah Reich Ketiga menjadi apa yang oleh para pakar Holocaust disebut sebagai ‘negara genosida’.

Ada perbedaan pendapat mengenai berapa banyak yang diketahui oleh penduduk sipil Jerman mengenai konspirasi pemerintah terhadap orang Yahudi.

Sebagian besar sejarawan mengklaim bahwa penduduk sipil tidak mengetahui kekejaman yang dilakukan pemerintah, khususnya yang terjadi di kamp konsentrasi, yang terletak di luar Jerman di Eropa yang diduduki Nazi.

Tetapi, sejarawan Robert Gellately mengklaim bahwa pemerintah secara terbuka mengumumkan konspirasi melalui media, dan bahwa warga sipil mengetahui setiap aspeknya kecuali penggunaan kamar gas.

Bukti sejarah signifikan menunjukkan gagasan bahwa sebagian besar korban Holocaust, sebelum dikirim ke kamp konsentrasi.

Tidak mengetahui nasib yang menanti mereka, atau tidak mempercayainya. Mereka meyakini bahwa mereka akan diberikan tempat tinggal baru.***

Sumber: The Moscow Times, Wikipedia

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: The Moscow Times Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler