Kritik Kepentingan Faksi dan Asing, Paus: Rakyat Irak Terlalu Menderita!

5 Maret 2021, 22:52 WIB
PAUS TIBA- Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi berjalan bersama Paus Francis setibanya di Bandara Internasional Baghdad di Kota Baghdad, Ibu Kota Irak, Jumat, 5 Maret 2021./REUTERS/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

BAGHDAD, KALBAR TERKINI - Paus Fransiskus mengkritik kepentingan faksi dan pihak asing yang telah memperorak-porandakan Irak. Negara ini dinilainya telah menderita dampak dari dahsyatnya peperangan, bencana terorisme, dan konflik sektarian.

"Konflik sekteraian ini, sering didasarkan pada fundamentalisme, yang tidak mampu menerima hidup berdampingan secara damai berbagai kelompok etnis dan agama," tegasnya ketika berbicara kepada Presiden  Barham Salih, politisi, dan diplomat di Istana Kepresiden Irak di Baghdad, Jumat, 5 Maret 2021.

Dalam perjalanan pertamanya sebagai seorang paus ke Irak, Paus Francis menyerukan diakhirinya kekerasan militan, pembunuhan sesama saudara, dan perselisihan agama yang telah melanda negara itu selama beberapa dekade.  "Semoga bentrokan senjata dibungkam ... semoga tindakan kekerasan dan ekstremisme berakhir," katanya.

Baca Juga: 'Gloria in Exelcis Deo': Paus Francis sedang Menuju Irak!

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari Reuters, Paus Francis tiba di Bandara Baghdad dengan pengamanan sangat ketat setelah mengatakan kepada wartawan di atas pesawatnya bahwa dia berkewajiban untuk melakukan perjalanan ke Irak karena negara itu telah menjadi martir selama bertahun-tahun.

Ratusan orang menyambut kedatangan Paus Francis yang dibawa menuju Istana Kepresidena Irak dengan menaiki sebuah mobil BMW antipeluru, suatu kendaraan yang tak biasa, karena paus biasanya bersikeras menaiki mobil kecil dan normal. 

Iring-iringan mobil lain yang terdiri dari lusinan kendaraan, mengawalnya keluar dari kompleks bandara, yang pada Rabu lalu dihantam oleh 10 roket dari kelompok milisi. Sebagian besar orang yang berdiri di sepanjang jalan, bahkan di istana kepresidenan, tidak memakai masker meski berisiko terkena virus korona.  

Baca Juga: Tak Tega Aniaya Rakyat, Puluhan Polisi Myanmar Lari ke India, Boyong Keluarga

Ketika Paus Fransiskus dan presiden berjalan bersama, paus berusia 84 tahun itu terlihat tertatih-tatih, mengindikasikan bahwa linu panggulnya mungkin akan kambuh lagi. Kondisi itu memaksanya membatalkan sejumlah acara awal tahun ini. 

Keamanan Meningkat

Walaupun  keamanan mulai membaik paska kekalahan ISIS pada 2017, tapi Irak selama ini terus menjadi ajang penyelesaian berbagai konflik global dan regional, terutama persaingan sengit AS-Iran yang sudah lama terjadi di tanah Irak. 

Invasi AS ke Irak pada 2003, paska sanksi internasional dan perang selama bertahun-tahun dengan Iran yang dipicu oleh mantan pemimpin Irak Saddam Hussein pada 1980-an, telah menjerumuskan Irak ke dalam konflik sekteraian yang sangat kronis. 

Ditambah konflik selama beberapa dekade serta pemerintah yang korup, mengakibatkan negara yang perekonomiannya mengandalkan hasil dari minyak bumi ini, menjadi rentan sehingga tidak mampu menyediakan layanan dasar bagi 40 juta penduduknya.  

Protes massal meletus terhadap para elit penguasa Irak pada 2019 disusul tindakan keras oleh pasukan keamanan dan milisi yang menewaskan lebih dari 500 orang

Baca Juga: Penyidikan Tewasnya Laskar FPI Dihentikan, Argo: Tiga Anggota Polda Metro Jaya Berstatus Terlapor

Ribuan Personel Kawal Paus

Irak mengerahkan ribuan personel keamanan tambahan untuk melindungi Paus Francis selama kunjungannya, paska terjadinya serentetan serangan roket dan bom bunuh diri.

Paus Francis sendiri kepada wartawan di pesawat menyatakan bahwa dia bahagia bisa kembali melakukan perjalanan ke  luar negeri setelah 16 bulan karena virus korona. 

“Kami sangat bahagia dan membutuhkan kunjungan seperti ini, karena semua orang Irak menginginkannya," kata Magin Derius, seorang warga Irak beragama Kristen dari Baghdad,.*** 

 

Sumber: Reuters

Editor: Oktavianus Cornelis

Terkini

Terpopuler