Keguguran Pada Kandungan Usia Muda? Berikut Diagnosa Awal dan Cara Cepat Penanganannya

19 Mei 2021, 10:32 WIB
Potret unggahan Aurel Hermansyah setelah keguguran /Instagram @aurelia.hermasyah/

KALBAR TERKINI – Aurel Hermansyah baru saja mengumumkan kabar kandungannya mengalami keguguran di usia yang masih sangat muda.

Kabar tersebut sontak membuat banyak selebriti turut berduka terlebih sang ayah Anang Hermansyah.

Lalu apa sebenarnya yang membuat kandungan usia muda rentan keguguran, berikut kajian lengkap dilansir Kalbar-Terkini.com dari Alodokter.com.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Keguguran, Atta Halilintar: Sampai Jumpa di Surga, Anakku....

Keguguran adalah berhentinya kehamilan dengan sendirinya saat masih hamil muda (sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu).

Penyebab keguguran sangat beragam pada tiap orang, misalnya akibat penyakit yang diderita ibu hamil atau akibat janin tidak berkembang secara normal.

Keguguran dapat ditandai dengan keluarnya darah dari vagina, serta nyeri atau kram di perut dan punggung bagian bawah.

Ketika muncul gejala atau tanda bahaya kehamilan tersebut, ibu hamil dianjurkan segera menghubungi dokter untuk mendapatkan penanganan secepatnya

Baca Juga: Mengaku Hamil dan Sempat Keluar Rumah, Nathalie Holscher vs Sule Cuma Rekayasa?

Tidak ada langkah spesifik untuk mencegah keguguran. Secara umum, pencegahan keguguran dilakukan dengan menjaga kondisi ibu hamil tetap sehat.

Ciri-ciri Keguguran

Ciri-ciri utama keguguran adalah keluarnya darah dari vagina saat hamil muda, baik dalam bentuk bercak-bercak atau mengalir.

Gejala ini bisa disertai dengan nyeri atau kram perut, dan nyeri punggung bagian bawah.

Selain darah, cairan kental atau gumpalan darah dan jaringan juga dapat ikut keluar.

Baca Juga: Tips Sehat Setelah Lebaran, Baca Tiga Tips Menjaga Pola Makan Agar Silaturahmi Anda Tak Terganggu

Ciri-ciri keguguran pada ibu hamil berbeda-beda sesuai dengan tahapan dari keguguran tersebut, antara lain:

Keguguran yang tidak bisa dihindari (abortus insipiens)
Pada abortus insipiens, janin belum keluar dari kandungan.

Namun, ibu hamil sudah mengalami perdarahan dan pembukaan jalan lahir (serviks), sehingga keguguran tidak dapat dihindari.

Keguguran tidak lengkap (abortus inkomplit)
Pada tahapan abortus inkomplit, jaringan janin sudah keluar tetapi hanya sebagian.

Keguguran lengkap (abortus komplit)
Dikatakan abortus komplit, bila seluruh jaringan janin sudah keluar dari rahim.

Baca Juga: Vaksinasi di Rumania Dilayani Dokter Drakula

Kapan Harus ke Dokter

Perlu diketahui bahwa tidak semua peristiwa keluarnya darah dari vagina saat hamil muda pasti pertanda keguguran.

Ibu hamil normal mengalami keluarnya flek darah dari vagina 6-12 hari setelah pembuahan, yaitu pada waktu janin menempel di dinding rahim.

Perdarahan ini disebut perdarahan implantasi. Namun memang biasanya pada saat ini, seorang wanita belum menyadari bahwa dirinya hamil.

Walaupun bisa normal terjadi, perdarahan dari vagina pada trimester pertama kehamilan perlu dicurigai adanya ancaman keguguran (abortus iminens), sehingga perlu segera diperiksakan ke dokter kandungan.

Baca Juga: Kedatangan 1.930 Vial, Vaksinasi Covid-19 di Kalbar Capai Sasaran 25.020 Tenaga Kesehatan

Bila memang keguguran belum terjadi, dokter dapat melakukan penanganan untuk mencegahnya.

Selain itu, ibu hamil juga perlu segera ke dokter bila mengalami keluhan berikut ini dalam trimester pertama kehamilan:

  • Demam
  • Muntah-muntah sampai tidak bisa makan dan minum
  • Keputihan
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Penyebab Keguguran

Penyebab keguguran sangat beragam, dan kadang tidak selalu dapat ditentukan secara pasti.

Pada umumnya, keguguran terjadi karena perkembangan janin yang tidak normal akibat kelainan genetik atau masalah di plasenta.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Minggu 2 Mei 2021, Kondisi Kesehatan Al Menurun, Riky Ingin Bertemu Elsa di Rumah Baru?

Selain itu, keguguran juga dapat disebabkan oleh:

  • Penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit ginjal.
  • Penyakit autoimun, misalnya lupus dan sindrom antifosfolipid.
  • Penyakit infeksi, seperti toxoplasmosis, rubella, sifilis, malaria, HIV, dan gonore.
  • Gangguan hormon, misalnya penyakit tiroid atau PCOS.
  • Kelainan rahim, misalnya serviks yang lemah dan miom.
  • Obat-obatan yang dikonsumsi, seperti obat antiinflamasi nonsteroid, methotrexate, dan retinoid.
  • Kelainan pada rahim, misalnya serviks rahim.

Ada sejumlah faktor yang membuat seorang ibu hamil lebih berisiko mengalami keguguran, di antaranya:

  • Hamil di atas usia 35 tahun
  • Pernah mengalami keguguran sebelumnya
  • Merokok
  • Mengonsumsi minuman beralkohol
  • Menyalahgunakan NAPZA

Bukan Penyebab Keguguran

Baca Juga: Pesan Kasdim 1202/Singkawang saat Apel Pagi, Jaga Kesehatan, Kekompakan, dan Jangan Lupa Olahraga

Banyak mitos atau pendapat yang salah mengenai keguguran. Karena itu, tak sedikit ibu hamil yang enggan melakukan hal tertentu karena khawatir bahwa hal tersebut dapat menyebabkan keguguran.

Perlu ditegaskan kembali, kondisi-kondisi di bawah ini tidak menyebabkan keguguran:

  • Olahraga, tetapi bisa didiskusikan kembali dengan dokter kandungan mengenai olah raga yang cocok.
  • Konsumsi makanan pedas.
  • Naik pesawat terbang.
  • Berhubungan intim.
  • Bekerja, kecuali perkerjaan yang berisiko terpapar zat kimia atau radiasi.

Diagnosis Keguguran

Ketika ibu hamil mengalami gejala-gejala keguguran, dokter kandungan akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksan dalam.

Selain menanyakan gejala dan memeriksa kondisi fisik ibu hamil, dokter akan melakukan pemeriksaan USG untuk memastikan apakah ibu hamil mengalami keguguran atau tidak.

Selain USG, tes darah juga dilakukan untuk memeriksa kadar hormon HCG yang seharusnya meningkat saat kehamilan.***

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: alodokter.com

Tags

Terkini

Terpopuler