KALBAR TERKINI - Ada sesuatu tentang menggulir TikTok tanpa henti, yang membuat Anda pingsan karena begitu ketagihan. Platform populer yang sudah lebih dari dua miliar unduhan di seluruh dunia ini, merupakan kombinasi antara hiburan video bentuk pendek yang membuat pengguna mabuk kepayang selama membolak-balik klip berdurasi 15 detik.
Setelah sadar, mungkin sulit bagi Anda untuk mengingat wajah, koreografi tertentu, atau untuk mengetahui apa yang sebenarnya memuaskan dari video tersebut.
Vanessa Pappas (41), bagaimanapun, dapat menggambarkan dengan jelas TikTok pertama yang pernah dilihatnya: klip singkat dari seorang pria yang mengenakan kotak kardus, berkeliaran di sekitar apartemennya seperti kepiting. “Jelas sekali, itu berkesan,” kata Vanessa, yang sejak Jumat, 30 April 2021, dilantik sebagai Chief Executife Oficer (CEO) TikTok.
Baca Juga: TikTok Gelar #WeAreAPI untuk Orang Asia dan Kepulauan Pasifik
Video itulah yang meyakinkan Pappas, yang saat itu adalah seorang eksekutif di YouTube, untuk berhenti, mengemasi rumahnya di New York City, dan pindah ke ke Los Angeles untuk memimpin TikTok, suatu media sosial yang sedang berkembang dan 'menggila' di jagat ini.
Bagi Vanessa, dunia sekarang ini adalah realitas miliaran dolar, yang mungkin di ambang kehancuran, tapi mustahil terjadi lewat kehadiran TikTok apalagi dengan bergabung dengan TikTok.
Dikutip Kalbar-Terkini.com dari Marie Claire. 11 Agustus 2020, dalam dua tahun sejak Vanessa menaiki penerbangannya ke kantor barunya itu, TikTok telah menembus lanskap media sosial, seperti raksasa: tumbuh lebih cepat daripada yang dapat digulir atau digesek.
Menurut perusahaan pemantauKemenk aplikasi Sensor Tower, TikTok adalah aplikasi yang paling banyak diunduh. TikTok telah diunduh 165 juta kali di AS pada 2020 atau sejak masih bernama Douyin yang diluncurkan pada September 2016 oleh Zhang Yiming , bos BytDance.
Digandrungi di seluruh dunia, menurut catatan Kalbar-Terkini, TikTok pada 3 Juli 2018 sempat diblokir Pemerintah Indonesia lewat Kemenkominfo.