Hekmati menolak menjawab ketika ditanya apakah dia pernah mengakses informasi rahasia di Iran. Dia hanya menjawab bahwa FBI dapat mengetahuinya sendiri. Dalam wawancara lanjutan, seorang agen FBI mencecar Hekmati bahwa dia pergi ke Afghanistan untuk mendapatkan informasi rahasia yang dapat dijual ke Iran.
Belakangan, Hekmati menyatakan kepada FBI bahwa dia mengakses materi untuk menjadi ahli terkait materi pelajaran tentang Afghanistan.
Hekmati dan pengacaranya juga menilai, hasil dari wawancara dengan FBI, tidak boleh dianggap kredibel, karena Hekmati menderita efek stres paska trauma akibat penahanan di penjara Iran.***
Sumber: The Associated Press