Pada saat perang Badar, dia adalah ashabul badr dan turut berjihad bersama Rasulullah.
Ia tidak hanya beraksi dalam perang Badar, akan tetapi Uhud, Khandaq, dan perang utama lain.
Ia selalu berada dekat dengan Rasulullah dengan sikap menghiburnya. Nu’aiman dikenal sebagai seorang yang berhati ringan.
Selain itu cepat menjawab bila ditanya dan suka sekali bergurau, serta mencairkan suasana termasuk ketika ada Rasulullah.
Nu’aiman merupakan seorang yang pernah berkomitmen pada Rasulullah di Bai’at Aqabah Dua.
Di luar perilakunya yang lucu dan konyol itu, Nu’aiman adalah seorang pemabuk berat dan alkoholik.
Suatu ketika karena geramnya pada Nu’aiman atas kebiasaan mabuknya itu, Rasulullah memerintahkan beberapa sahabat untuk menangkap lalu memukulinya sesuai dengan hukum Islam yang berlaku.
Kemudian ditangkaplah dia, lantas didera di hadapan banyak orang.
Namun sungguh tak disangka, ternyata hal tersebut tidak membuat Nu’aiman menjadi jera, namun justru makin melecehkan dengan tetap mabuk.
Akhirnya Rasulullah merasa jengkel. Walau sahabat yang baik tetapi kalau urusan hukum agama pastilah tak ada maaf bagi siapa pun tak terkecuali Nu’aiman.